Harga Bitcoin sekali lagi mencetak rekor tertinggi, melampaui batas 125.000 dolar AS. Kenaikan kali ini tampaknya terkait erat dengan risiko penutupan yang dihadapi pemerintah AS.

Seiring meningkatnya kemungkinan penutupan pemerintah AS, sentimen pasar terhadap risiko dengan cepat meningkat. Investor mengalihkan sejumlah besar dana ke Bitcoin, menjadikannya sebagai aset keras untuk melindungi risiko dolar. Tren ini tepat sesuai dengan pola musiman yang disebut "Uptober".

Pada tanggal 5 Oktober, harga Bitcoin mencapai puncaknya sekitar 125,689 dolar AS, sekali lagi memvalidasi prediksi data historis. Selain pengaruh faktor ekonomi makro, aliran dana yang berkelanjutan ke Bitcoin ETF juga mendorong kenaikan ini. Sejak awal Oktober, kenaikan kumulatif Bitcoin telah melebihi 30%, dan kekuatan pembelian masih tetap kuat.

Saat ini, harga Bitcoin berfluktuasi di sekitar 124.918 dolar AS. Beberapa lembaga keuangan menganalisis bahwa jika aliran dana terus berlanjut dan logika perlindungan tidak berubah, harga Bitcoin berpotensi untuk naik lebih lanjut ke kisaran 135.000 hingga 139.000 dolar AS.

Analisis berpendapat bahwa selama kebuntuan fiskal Amerika tidak teratasi, ketidakpastian politik akan terus ada, atribut Bitcoin sebagai aset akan terus diperkuat, dan kepercayaan pasar terhadapnya akan terus meningkat. Meskipun mungkin ada fluktuasi dalam jangka pendek, namun dari sudut pandang jangka menengah dan panjang, tren kenaikan Bitcoin tetap jelas.

Kinerja kuat Bitcoin dalam putaran ini tidak hanya mencerminkan aktivitas pasar cryptocurrency, tetapi juga mencerminkan pilihan lindung nilai investor global ketika menghadapi ketidakpastian pasar keuangan tradisional. Seiring dengan semakin matangnya pasar aset digital, Bitcoin mungkin akan memainkan peran yang lebih penting dalam sistem keuangan di masa depan.