Kemarin, Hyperliquid merilis proposal baru bernama HIP-4.
Di saat komunitas kripto masih terfokus pada token live stream dan isu buyback, HIP-4 belum mendapat sorotan besar. Namun, jika diamati seksama, proposal ini langsung menargetkan tren pasar prediksi yang sedang menguat di kripto.
Esensinya, HIP-4 menawarkan “Event Perpetuals”—instrumen trading baru.
Hyperliquid ingin mengembangkan exchange kontrak perpetual miliknya dengan kemampuan pasar prediksi binary. Pengguna bisa bertaruh pada hasil seperti “Apakah Federal Reserve akan menaikkan suku bunga?” atau “Apakah suatu token akan listing di Binance bulan ini?”
Satu hal menonjol: tim penulis proposal terdiri dari investor Framework Ventures, anggota pasar prediksi Kalshi, serta developer Felix Protocol dan Asula Labs.
Kolaborasi antar pesaing jarang ditemukan—terlebih Kalshi adalah pemain utama pasar prediksi yang teregulasi di AS.
Ini mengindikasikan ambisi pasar prediksi Hyperliquid bersifat kolaboratif atau menawarkan diferensiasi unik, bukan sekadar menjadi disruptor.
Hyperliquid sebagai pemimpin kontrak perpetual, bertaruh lewat HIP-4 untuk merebut peluang pasar prediksi atau merevitalisasi narasi ekosistem HYPE.
Polymarket melesat saat pilpres AS 2024, dengan volume $3,6 miliar. Tahun 2025, pasar prediksi semakin menarik perhatian: Polymarket mengakuisisi QCEX senilai $1,12 miliar untuk kembali ke AS; Kalshi bermitra dengan Robinhood meluncurkan fitur prediksi bervolume bulanan di atas $800 juta—raksasa finansial tradisional pun mulai merambah.
Majalah Time menempatkan Polymarket dalam “100 Perusahaan Paling Berpengaruh 2025” karena pasar prediksi mendobrak mekanisme penemuan harga informasi.
Mustahil Hyperliquid mengabaikan momentum ini.
Komunitas akan melakukan voting dan tinjauan teknis terhadap HIP-4, namun kelengkapan dan profile stakeholder-nya menunjukkan komitmen serius.
Hyperliquid berpeluang besar melalui proposal ini.
Pertama, tumpang tindih teknis sangat nyata.
Pasar prediksi dan kontrak perpetual berbagi infrastruktur inti: buku pesanan, mesin pencocokan, margin. Peluncuran Event Perpetuals di Hyperliquid relatif murah dan minim risiko; produk kurang diminati pun tak mengganggu bisnis utama.
Kedua, basis pengguna hampir identik.
Trader kontrak perpetual dan bettor pasar prediksi sama-sama spekulan—mengincar volatilitas, menikmati ketidakpastian, dan berani bertaruh pada keyakinan. Pengguna Hyperliquid sangat cocok dengan profil ini, jadi opsi produk baru patut dipertimbangkan.
Terakhir, ekosistem HYPE butuh narasi segar.
Hyperliquid sebagai DEX top 2024 sudah punya bisnis kontrak perpetual matang. Tapi pasar menuntut pertumbuhan, dan HYPE perlu utilitas lebih luas untuk validasi valuasi. Pasar prediksi menawarkan model bisnis dan cerita yang dinamis, imajinatif, serta relevan.
Langkah ini bukan perubahan besar, melainkan uji coba ekspansi produk dengan biaya rendah. Jika sukses, bisnis terdiversifikasi; jika gagal, bisnis inti tetap stabil.
Kenapa pasar prediksi tidak langsung diintegrasikan ke platform Hyperliquid?
Proposal mencontohkan prediksi pertandingan NFL.
Misal Anda bertaruh “Apakah Chiefs menang Super Bowl?” Model kontrak perpetual butuh update oracle terus-menerus—setiap tiga detik. Padahal odds olahraga bergerak melompat, bukan bertahap. Satu permainan saja bisa mengubah odds drastis.
HIP-3 membatasi pergerakan harga 1% per tick. Kalau hasil sudah pasti, harga harus bergerak dari 0,5 ke 1,0 dalam 50 menit.
Selama periode itu, pihak yang punya informasi dalam bisa melakukan arbitrase dengan mudah.
Inilah alasan Event Perpetuals HIP-4 dibutuhkan.
Event Perpetuals menghapus dua fitur utama kontrak perpetual: update oracle berkelanjutan dan tingkat pendanaan. Harga pasar sepenuhnya ditentukan trading, dan oracle final akan settle di akhir (0 atau 1).
Fitur desain utama:
Dari sisi teknis ini inovasi, dan secara strategi menjadi proyek percontohan Hyperliquid.
Ekspansi produk dari satu menjadi multi-lini sangat nyata. Kontrak perpetual, sesukses apa pun, hanya satu bisnis. Jika Event Perpetuals sukses, infrastruktur Hyperliquid bisa digunakan untuk opsi, produk terstruktur, dan lainnya.
Strategi lebih dalam: Hyperliquid mendelegasikan penciptaan pasar.
Menurut proposal, setiap tim (“Builder”) yang ingin membuat pasar prediksi di Hyperliquid wajib mengunci 1 juta HYPE. Builder bertanggung jawab atas:
Builder dapat memperoleh hingga 50% biaya trading pasar mereka.
Arsitektur ini sangat efisien. Hyperliquid tak perlu menebak pasar prediksi populer—mekanisme pasar mengurus itu. Tim yang rela mengunci 1 juta HYPE pasti selektif soal likuiditas. Jika pasar gagal, Builder rugi. Kalau sukses, Builder dan Hyperliquid sama-sama diuntungkan.
Itulah alasan tim Kalshi berperan dalam drafting HIP-4.
Mereka contoh Builder yang diincar Hyperliquid. Dengan rekam jejak operasional kuat, Kalshi tahu menanam likuiditas. Jika mereka launching di Hyperliquid, yang dibawa adalah keahlian, bukan sekadar pasar baru.
Bagi DEX dengan total nilai terkunci (TVL) lebih dari $2 miliar, model eksperimen ini sangat efektif.
Secara teori, pasar prediksi sangat selaras dengan arsitektur DEX.
Buku pesanan, mesin pencocokan, penyelesaian, manajemen margin—all ready; pasar prediksi menggunakan stack yang sama.
Namun eksekusinya tak mudah.
Kunci pasar prediksi: keragaman berbasis pengguna.
Polymarket membebaskan user membuat pasar, sehingga inovasi dan hype selalu terjaga.
HIP-4 mensyaratkan mengunci 1 juta HYPE—jutaan dolar—membuat barrier tinggi. Kualitas pasar memang terjaga, tapi kreativitas dan eksperimen bisa terhambat.
Fragmentasi likuiditas adalah masalah berikutnya.
Kontrak perpetual berbagi likuiditas; pasar prediksi mengumpulkan likuiditas per event, berdiri di silo masing-masing.
Meskipun total nilai terkunci (TVL) lebih dari $2 miliar, ratusan-ribu event prediksi bisa menguarkan likuiditas, beberapa pasar jadi tipis—pengalaman user pun terganggu karena slippage.
Selain itu, Polymarket dan Kalshi sudah dikenal sebagai pasar prediksi, Hyperliquid sebagai kontrak perpetual. Jika HIP-4 diterapkan, edukasi dan onboarding user mutlak dibutuhkan.
Di mana keunggulan Hyperliquid?
Pasar prediksi bertema crypto—listing, upgrade protokol, dan lain-lain—berpotensi menggerakkan engagement. Pengguna Hyperliquid cenderung lebih paham dan ingin bertaruh topik ini daripada user Polymarket.
Dampak jangka pendek kemungkinan minim.
Saat ini baru tahap proposal. Setelah lolos pun, launching dan revenue butuh waktu beberapa bulan. Trading spekulatif mungkin muncul, tapi penopang harga belum pasti.
Potensi pendapatan tidak jelas. Jika Hyperliquid menguasai 10% volume Polymarket $800 juta/bulan dengan fee 0,1%, hasilnya hanya $80.000/bulan—kecil untuk proyek multi miliar dolar.
Namun dampak jangka menengah–panjang HIP-4 bisa melampaui finansial.
Pertama, permintaan mengunci token bertambah.
Kalau ada 10–20 Builder meluncurkan pasar, 10–20 juta HYPE terkunci—supply berkurang meski sedikit.
Poin utama, utilitas HYPE sebagai “lisensi” menjadi valid, pemegang dapat hak governance dan peluang bisnis.
Kedua, nilai brand meningkat.
Kalau operator profesional seperti Kalshi mengunci HYPE dan membangun pasar, ini sinyal dukungan institusional yang kuat—bisa lebih berdampak dari revenue fee.
Pasar kripto penuh modal—tapi berkembang karena narasi. Narasi DEX sudah matang; lewat HIP-4, tiap use case baru memperbesar potensi valuasi.
Daya tarik HIP-4 adalah melihat DEX berani bereksperimen di batasnya sendiri.
Dari token swap ke kontrak perpetual, lalu pasar prediksi, DEX sukses selalu berkembang—mengubah peluang terdekat jadi motor pertumbuhan.
Ini bukan peluncuran besar, melainkan uji coba yang terukur—menguji teknologi, respon pengguna, dan toleransi regulator.
Bagi pengamat Hyperliquid, tren strategis jauh lebih penting daripada proposal tunggal.
HIP-4 bisa berhasil atau gagal, namun menjadi simbol pergeseran menuju pengembangan platform, pembangunan ekosistem, dan model DEX komprehensif. Proyek yang mendorong batas akan meraih valuasi lebih tinggi; yang stagnan akan terpinggirkan.
Akankah Event Perpetuals membuat Hyperliquid memimpin pasar prediksi? Hanya pasar yang bisa menjawab—dan itu layak untuk dipertaruhkan.