Harga ThunderCore

ThunderCore (TT) adalah mata uang kripto yang diluncurkan pada tahun 2019 sebagai bagian dari platform blockchain ThunderCore. Ini dirancang untuk menyediakan transaksi yang cepat, aman, dan berbiaya rendah untuk aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan kontrak pintar. Per 2025-10-29, TT menempati peringkat 986 di antara semua mata uang kripto dengan harga Rp28.1 dan volume perdagangan 24 jam sebesar Rp432.09M. Total pasokan TT adalah 12.8B TT, dengan 12.8B TT saat ini beredar. ThunderCore menggunakan mekanisme konsensus Proof-of-Stake (PoS) dan kompatibel dengan Ethereum Virtual Machine (EVM), memungkinkan migrasi dApps berbasis Ethereum dengan mudah. Platform ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah skalabilitas blockchain, menawarkan throughput tinggi dan konfirmasi yang hampir instan. ThunderCore memiliki kemitraan dengan perusahaan modal ventura terkemuka dan secara aktif mengembangkan ekosistemnya untuk mendukung berbagai aplikasi DeFi dan Web3. Dengan fokus pada kinerja dan interoperabilitas, ThunderCore memposisikan diri sebagai pemain yang kompetitif di ruang blockchain untuk tahun 2025 dan seterusnya.

ThunderCore (TT) dibuat pada tanggal 3 Februari 2019. Secara resmi diluncurkan sebagai mata uang kripto pada tanggal tersebut, menandai awal perjalanannya di dunia blockchain dan kripto. Sejak awal, ThunderCore bertujuan untuk menyediakan platform blockchain yang cepat, aman, dan dapat diskalakan untuk aplikasi terdesentralisasi dan kontrak pintar. Proyek ini terus berkembang dan berevolusi sejak pembuatannya, memperkenalkan berbagai fitur dan peningkatan untuk memperkuat ekosistemnya. Per 2025-10-29, ThunderCore telah ada selama lebih dari 6 tahun, memantapkan dirinya sebagai pemain penting di pasar cryptocurrency dengan peringkat saat ini 986 dan kapitalisasi pasar sebesar Rp359.96B.

Pendiri ThunderCore adalah Chris Wang dan Peter Cheng. Mereka mendirikan proyek ini pada tahun 2018 dengan tujuan menciptakan platform blockchain berkinerja tinggi. Chris Wang, CEO, memiliki latar belakang ilmu komputer dan sebelumnya bekerja di Google dan Facebook. Peter Cheng, CTO, adalah pengembang blockchain berpengalaman yang sebelumnya bekerja pada proyek berbasis Ethereum. Bersama-sama, mereka bertujuan untuk mengatasi masalah skalabilitas di blockchain yang ada dengan mengembangkan mekanisme konsensus dan infrastruktur ThunderCore yang unik. Keahlian para pendiri dalam teknologi dan blockchain telah berperan penting dalam pengembangan dan pertumbuhan ThunderCore sejak peluncurannya pada 2025. Visi mereka untuk ThunderCore termasuk memperluas ekosistemnya, meningkatkan kecepatan transaksi, dan mendorong adopsi aplikasi terdesentralisasi yang dibangun di jaringan ThunderCore secara luas.

ThunderCore beroperasi di platform blockchain-nya sendiri, menggunakan mekanisme konsensus Proof-of-Stake (PoS) untuk transaksi yang cepat dan efisien. Jaringan ini menggunakan teknologi 'Accelerator' yang unik untuk meningkatkan kecepatan transaksi dan mengurangi biaya. Token ThunderCore (TT) berfungsi sebagai cryptocurrency asli, digunakan untuk biaya transaksi, staking, dan tata kelola dalam ekosistem. Fitur utama ThunderCore meliputi: 1. Throughput tinggi: Mampu memproses ribuan transaksi per detik. 2. Latensi rendah: Transaksi dikonfirmasi dalam hitungan detik. 3. Kompatibilitas EVM: Mendukung kontrak pintar dan DApp berbasis Ethereum. 4. Interoperabilitas antar-rantai: Jembatan ke blockchain utama lainnya seperti Ethereum dan BNB Chain. Pengguna dapat berpartisipasi dalam jaringan dengan melakukan staking token TT untuk menjadi validator atau delegator, mendapatkan rewards untuk mengamankan jaringan. Platform ini juga mendukung pengembangan aplikasi terdesentralisasi (DApps) dan pembuatan token kustom. Per 2025-10-29, ThunderCore memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp359.96B dan berada di peringkat #986 di antara cryptocurrency. Harga saat ini adalah Rp28.1, dengan volume perdagangan 24 jam sebesar Rp432.09M. Total pasokan token TT adalah 12.8B TT, dengan 12.8B TT yang beredar. ThunderCore terus berkembang, berfokus pada skalabilitas, keamanan, dan adopsi pengguna. Proyek ini bertujuan untuk menjadi platform blockchain terkemuka untuk keuangan terdesentralisasi (DeFi), gaming, dan aplikasi Web3 dalam tahun-tahun mendatang.

ThunderCore menggunakan mekanisme konsensus hybrid yang menggabungkan Proof-of-Stake (PoS) dan Byzantine Fault Tolerance (BFT). Arsitekturnya dibangun di atas blockchain berkinerja tinggi dengan fokus pada skalabilitas dan transaksi cepat. Fitur-fitur utamanya meliputi: 1. ThunderCore Consensus: Protokol konsensus baru yang memungkinkan finalitas blok cepat dan throughput tinggi. 2. Kompatibilitas EVM: Mendukung Ethereum Virtual Machine, memungkinkan migrasi dApps Ethereum dengan mudah. 3. Interoperabilitas Lintas-Rantai: Jembatan ke Ethereum dan BNB Chain untuk transfer aset yang lancar. 4. Solusi Layer 2: Menerapkan solusi penskalaan off-chain untuk meningkatkan kapasitas transaksi. 5. Platform Smart Contract: Mendukung aplikasi terdesentralisasi kompleks dan protokol DeFi. 6. Mekanisme Staking: Memungkinkan pemegang TT untuk berpartisipasi dalam keamanan jaringan dan mendapatkan rewards. 7. Sharding: Menerapkan teknologi sharding untuk meningkatkan skalabilitas dan pemrosesan transaksi. 8. Sistem Tata Kelola: Tata kelola on-chain untuk upgrade protokol dan penyesuaian parameter. Arsitektur ini memungkinkan ThunderCore mencapai kecepatan transaksi tinggi (hingga 4.000 TPS) dan finalitas hampir instan, membuatnya cocok untuk berbagai aplikasi blockchain, termasuk DeFi, gaming, dan NFT.

Masa depan ThunderCore terlihat menjanjikan. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan infrastruktur blockchainnya, dengan fokus pada skalabilitas dan interoperabilitas. Pada 2025, ThunderCore berencana meluncurkan produk DeFi baru dan memperluas ekosistemnya. Pada 2026, kami mengharapkan peningkatan adopsi platform kontrak pintar ThunderCore. Roadmap meliputi: 1. 2025: Mengimplementasikan solusi scaling layer-2 untuk meningkatkan kecepatan transaksi dan mengurangi biaya. 2. 2026: Meluncurkan jembatan antar-rantai untuk memfasilitasi transfer aset yang mulus antara ThunderCore dan blockchain utama lainnya. 3. 2027: Memperkenalkan fitur tata kelola lanjutan, memungkinkan pemegang TT untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan penting. 4. 2030: Mengembangkan dan mengintegrasikan alat berbasis AI untuk meningkatkan keamanan dan mengoptimalkan kinerja jaringan. 5. 2035: Mencapai desentralisasi penuh dan menjadi platform terkemuka untuk aplikasi Web3. Tim berkomitmen untuk terus berinovasi dan melibatkan komunitas. Dengan kemitraan yang kuat dan ekosistem yang berkembang, ThunderCore berada dalam posisi yang baik untuk menjadi pemain utama di ruang blockchain. Seiring meningkatnya adopsi, kami mengantisipasi pertumbuhan yang stabil dalam utilitas dan nilai token TT.