Dalam dunia investasi, tidak ada yang bisa menghindar dari pengaruh pasar saham AS karena perubahan indeks pasar di sini pasti akan berdampak pada pasar keuangan di seluruh dunia. Di antara berbagai indeks yang ada, indeks S&P 500 merupakan indikator yang paling diakui dan paling banyak diikuti, terdiri dari 500 perusahaan yang mewakili lebih dari 80% dari perusahaan terdaftar di Amerika Serikat. Ketika indeks ini naik turun, pasar global akan merasakan getarannya.
Sejarah dan Asal Usul S&P 500
Indeks S&P 500 (Standard & Poor’s 500) memiliki asal usul yang panjang, dimulai dari tahun 1923 ketika perusahaan Standard Statistics pertama kali membentuk indeks pasar saham yang terdiri dari 233 perusahaan dari 26 industri. Pada tahun 1941, Standard Statistics bergabung dengan Poor’s Publishing hingga menjadi lembaga Standard & Poor’s Corporation.
Hingga tanggal 4 Maret 1957, indeks S&P 500 yang kita kenal saat ini resmi diluncurkan, dengan tujuan memberikan gambaran yang jelas tentang kinerja 500 perusahaan terkemuka di pasar saham AS. Perusahaan-perusahaan ini seperti Amazon, Apple, Bank of America, BlackRock, CME Group, Facebook, Google, Microsoft, dan Tesla mewakili berbagai sektor dalam ekonomi.
Cara Menghitung S&P 500
Indeks S&P 500 menggunakan sistem pembobotan berdasarkan kapitalisasi pasar (Market cap weighted), yang berarti perusahaan dengan nilai pasar yang lebih tinggi memiliki pengaruh lebih besar terhadap pergerakan indeks. Misalnya, perusahaan dengan nilai pasar 100 miliar dolar akan memiliki bobot 10 kali lipat dibandingkan perusahaan dengan nilai pasar 10 miliar dolar.
Saat ini, total nilai pasar S&P 500 mencapai sekitar 23,5 triliun dolar, yang mewakili 80% dari total pasar saham AS. Dewan seleksi utama akan melakukan penyesuaian ulang indeks setiap kuartal, yaitu pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember.
Kriteria Pemilihan Perusahaan
Agar sebuah perusahaan dapat masuk ke dalam indeks S&P 500, harus memenuhi persyaratan ketat berikut:
Nilai pasar harus minimal 14.600 juta dolar (tahun 2024)
Likuiditas harus memiliki volume perdagangan yang tinggi dan pasar yang aktif
Lokasi perusahaan harus berbasis di AS, dengan minimal 50% aset tetap dan pendapatan berasal dari AS
Kemampuan menghasilkan laba harus positif selama minimal empat kuartal berturut-turut
Pengungkapan data harus menyampaikan laporan tahunan 10-K dan minimal 50% saham harus terbuka untuk umum
Harga saham harus minimal 1 dolar per saham
Tempat perdagangan saham harus terdaftar di New York Stock Exchange, NASDAQ, atau BATS saja
Kinerja Mengagumkan dari S&P 500
Dalam sepuluh tahun terakhir, indeks S&P 500 menunjukkan hasil yang mengesankan, dengan rata-rata pengembalian tahunan sekitar 11,09% per 26 Desember 2024. Indeks ini mencapai pengembalian total sejak awal tahun (YTD) sebesar 28,35%, yang terdiri dari pengembalian harga sebesar 26,63% dan dividen sebesar 1,72%. Fleksibilitas dan kinerja yang kuat ini menunjukkan potensi pertumbuhan berkelanjutan dari pasar saham AS.
Sektor Penguasa dalam S&P 500
Pengelompokan berdasarkan sektor dalam indeks S&P 500 (per 21 November 2024) mencerminkan perubahan ekonomi yang sedang berlangsung:
Sektor teknologi memimpin dengan bobot 33,01%, menunjukkan peran penting industri ini, diikuti oleh sektor:
Keuangan sebesar 12,90%
Kesehatan dan farmasi sebesar 11,17%
Barang mewah sebesar 10,21%
Layanan komunikasi sebesar 9,91%
Industri logam dan barang sebesar 7,55%
Barang konsumsi sebesar 5,76%
Energi sebesar 3,37%
Utilitas sebesar 2,70%
Properti sebesar 2,28%
Pentingnya Teknologi dalam Menggerakkan Pasar
Perusahaan teknologi besar seperti Nvidia, Tesla, Meta, dan Amazon menjadi kekuatan utama penggerak indeks S&P 500 selama periode ini. Contohnya, Nvidia, yang bobotnya meningkat dari 0,7% pada 2016 menjadi 6,9% pada 2024, didorong oleh gelombang besar teknologi AI.
Saat ini, saham teknologi langsung menyumbang 31,7% dari S&P 500, meningkat dari 21,4% pada 2016, jika digabungkan dengan perusahaan terkait teknologi, totalnya mencapai 43,2%. Peningkatan ini menegaskan restrukturisasi pasar menuju inovasi digital.
Meskipun kondisi suku bunga berfluktuasi, saham teknologi tetap menunjukkan pertumbuhan nilai yang mencolok, saat ini diperdagangkan dengan rasio 28,4 kali pendapatan 12 bulan ke depan, lebih tinggi dari rata-rata jangka panjang 10 tahun. Akumulasi nilai ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap potensi laba di masa depan.
S&P 500 vs Dow Jones
Meskipun S&P 500 dan Dow Jones Industrial (DJIA) keduanya merupakan tolok ukur utama pasar saham AS, ada perbedaan penting:
S&P 500 mencakup 500 perusahaan besar dan menggunakan metode pembobotan berdasarkan kapitalisasi pasar, yang berarti perusahaan besar dengan nilai pasar tinggi memimpin pergerakan indeks. Contohnya adalah Apple, Microsoft, Amazon, Nvidia, Alphabet, dan Tesla yang memiliki pengaruh besar.
Dow Jones, di sisi lain, terdiri dari 30 perusahaan dan menggunakan metode pembobotan berdasarkan harga, yang berarti saham dengan harga tinggi akan lebih berpengaruh terhadap pergerakan indeks tanpa memperhatikan nilai pasar. Contohnya adalah Boeing, McDonald’s, Coca-Cola, dan Walt Disney.
Perbedaan utama adalah cakupan, di mana S&P 500 lebih luas dan mencerminkan pasar secara umum, sedangkan Dow Jones lebih terbatas dan fokus pada perusahaan yang sudah matang dan terkenal.
Investor yang ingin mendapatkan gambaran umum pasar biasanya mengacu pada S&P 500 karena cakupannya yang luas dan penyesuaian yang lebih baik. DJIA cocok untuk mereka yang ingin menilai kondisi perusahaan-perusahaan unggulan secara spesifik.
Kesimpulan
Indeks S&P 500 tetap menjadi indikator utama kinerja pasar saham AS dan ekonomi global. Dengan menggabungkan 500 perusahaan berdasarkan kapitalisasi pasar, indeks ini mencerminkan perubahan pasar secara akurat, terutama didorong oleh teknologi dan inovasi saat ini. Investor yang memantau atau merencanakan investasi disarankan untuk secara rutin mengikuti perkembangan S&P 500 karena pentingnya angka ini dalam pengambilan keputusan keuangan yang tepat dan tepat waktu.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Apa itu indeks S&P 500 dan mengapa itu penting bagi pasar keuangan dunia
Dalam dunia investasi, tidak ada yang bisa menghindar dari pengaruh pasar saham AS karena perubahan indeks pasar di sini pasti akan berdampak pada pasar keuangan di seluruh dunia. Di antara berbagai indeks yang ada, indeks S&P 500 merupakan indikator yang paling diakui dan paling banyak diikuti, terdiri dari 500 perusahaan yang mewakili lebih dari 80% dari perusahaan terdaftar di Amerika Serikat. Ketika indeks ini naik turun, pasar global akan merasakan getarannya.
Sejarah dan Asal Usul S&P 500
Indeks S&P 500 (Standard & Poor’s 500) memiliki asal usul yang panjang, dimulai dari tahun 1923 ketika perusahaan Standard Statistics pertama kali membentuk indeks pasar saham yang terdiri dari 233 perusahaan dari 26 industri. Pada tahun 1941, Standard Statistics bergabung dengan Poor’s Publishing hingga menjadi lembaga Standard & Poor’s Corporation.
Hingga tanggal 4 Maret 1957, indeks S&P 500 yang kita kenal saat ini resmi diluncurkan, dengan tujuan memberikan gambaran yang jelas tentang kinerja 500 perusahaan terkemuka di pasar saham AS. Perusahaan-perusahaan ini seperti Amazon, Apple, Bank of America, BlackRock, CME Group, Facebook, Google, Microsoft, dan Tesla mewakili berbagai sektor dalam ekonomi.
Cara Menghitung S&P 500
Indeks S&P 500 menggunakan sistem pembobotan berdasarkan kapitalisasi pasar (Market cap weighted), yang berarti perusahaan dengan nilai pasar yang lebih tinggi memiliki pengaruh lebih besar terhadap pergerakan indeks. Misalnya, perusahaan dengan nilai pasar 100 miliar dolar akan memiliki bobot 10 kali lipat dibandingkan perusahaan dengan nilai pasar 10 miliar dolar.
Saat ini, total nilai pasar S&P 500 mencapai sekitar 23,5 triliun dolar, yang mewakili 80% dari total pasar saham AS. Dewan seleksi utama akan melakukan penyesuaian ulang indeks setiap kuartal, yaitu pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember.
Kriteria Pemilihan Perusahaan
Agar sebuah perusahaan dapat masuk ke dalam indeks S&P 500, harus memenuhi persyaratan ketat berikut:
Kinerja Mengagumkan dari S&P 500
Dalam sepuluh tahun terakhir, indeks S&P 500 menunjukkan hasil yang mengesankan, dengan rata-rata pengembalian tahunan sekitar 11,09% per 26 Desember 2024. Indeks ini mencapai pengembalian total sejak awal tahun (YTD) sebesar 28,35%, yang terdiri dari pengembalian harga sebesar 26,63% dan dividen sebesar 1,72%. Fleksibilitas dan kinerja yang kuat ini menunjukkan potensi pertumbuhan berkelanjutan dari pasar saham AS.
Sektor Penguasa dalam S&P 500
Pengelompokan berdasarkan sektor dalam indeks S&P 500 (per 21 November 2024) mencerminkan perubahan ekonomi yang sedang berlangsung:
Sektor teknologi memimpin dengan bobot 33,01%, menunjukkan peran penting industri ini, diikuti oleh sektor:
Pentingnya Teknologi dalam Menggerakkan Pasar
Perusahaan teknologi besar seperti Nvidia, Tesla, Meta, dan Amazon menjadi kekuatan utama penggerak indeks S&P 500 selama periode ini. Contohnya, Nvidia, yang bobotnya meningkat dari 0,7% pada 2016 menjadi 6,9% pada 2024, didorong oleh gelombang besar teknologi AI.
Saat ini, saham teknologi langsung menyumbang 31,7% dari S&P 500, meningkat dari 21,4% pada 2016, jika digabungkan dengan perusahaan terkait teknologi, totalnya mencapai 43,2%. Peningkatan ini menegaskan restrukturisasi pasar menuju inovasi digital.
Meskipun kondisi suku bunga berfluktuasi, saham teknologi tetap menunjukkan pertumbuhan nilai yang mencolok, saat ini diperdagangkan dengan rasio 28,4 kali pendapatan 12 bulan ke depan, lebih tinggi dari rata-rata jangka panjang 10 tahun. Akumulasi nilai ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap potensi laba di masa depan.
S&P 500 vs Dow Jones
Meskipun S&P 500 dan Dow Jones Industrial (DJIA) keduanya merupakan tolok ukur utama pasar saham AS, ada perbedaan penting:
S&P 500 mencakup 500 perusahaan besar dan menggunakan metode pembobotan berdasarkan kapitalisasi pasar, yang berarti perusahaan besar dengan nilai pasar tinggi memimpin pergerakan indeks. Contohnya adalah Apple, Microsoft, Amazon, Nvidia, Alphabet, dan Tesla yang memiliki pengaruh besar.
Dow Jones, di sisi lain, terdiri dari 30 perusahaan dan menggunakan metode pembobotan berdasarkan harga, yang berarti saham dengan harga tinggi akan lebih berpengaruh terhadap pergerakan indeks tanpa memperhatikan nilai pasar. Contohnya adalah Boeing, McDonald’s, Coca-Cola, dan Walt Disney.
Perbedaan utama adalah cakupan, di mana S&P 500 lebih luas dan mencerminkan pasar secara umum, sedangkan Dow Jones lebih terbatas dan fokus pada perusahaan yang sudah matang dan terkenal.
Investor yang ingin mendapatkan gambaran umum pasar biasanya mengacu pada S&P 500 karena cakupannya yang luas dan penyesuaian yang lebih baik. DJIA cocok untuk mereka yang ingin menilai kondisi perusahaan-perusahaan unggulan secara spesifik.
Kesimpulan
Indeks S&P 500 tetap menjadi indikator utama kinerja pasar saham AS dan ekonomi global. Dengan menggabungkan 500 perusahaan berdasarkan kapitalisasi pasar, indeks ini mencerminkan perubahan pasar secara akurat, terutama didorong oleh teknologi dan inovasi saat ini. Investor yang memantau atau merencanakan investasi disarankan untuk secara rutin mengikuti perkembangan S&P 500 karena pentingnya angka ini dalam pengambilan keputusan keuangan yang tepat dan tepat waktu.