Selama 20 tahun terakhir, grafik harga emas menunjukkan bahwa emas secara konsisten memperkuat posisinya sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan aset aman. Terutama, fase kenaikan tajam saat ini yang berlanjut dari 2024 hingga 2025 merupakan sesuatu yang patut diperhatikan dalam konteks sejarah. Per Juli, harga emas domestik mencapai 635.000 won per 3.75g(, meningkat sekitar 43% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dan di pasar internasional, harga emas mencapai sekitar 3.337 dolar per ons, naik 27% dari awal tahun dan 39% dari satu tahun lalu.
Perubahan struktural yang mendorong permintaan emas
) Perubahan dalam sistem moneter internasional
Beberapa negara baru-baru ini menunjukkan langkah-langkah untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar dalam perdagangan internasional dan transaksi keuangan. China secara aktif mendorong internasionalisasi yuan, sementara negara-negara seperti Rusia dan Iran yang dikenai sanksi meningkatkan cadangan emas mereka sebagai aset penghindar dolar. Peralihan ke sistem mata uang yang terdesentralisasi ini meningkatkan nilai strategis emas dan menyebabkan peningkatan permintaan pembelian emas oleh bank sentral.
Peningkatan ketidakstabilan geopolitik
Ketegangan perdagangan antara AS dan China, konflik Rusia-Ukraina, dan ketegangan di Timur Tengah semakin memperdalam ketidakpastian geopolitik global. Hal ini secara terus-menerus mendorong permintaan terhadap emas, yang merupakan aset aman. Secara historis, selama krisis keuangan 2008, krisis utang Eropa 2011, dan pandemi 2020, harga emas mengalami lonjakan signifikan.
Penurunan suku bunga akibat perlambatan ekonomi
Negara-negara maju utama menurunkan suku bunga acuan sebagai respons terhadap perlambatan ekonomi. Saat suku bunga turun, daya tarik aset berbunga berkurang, sementara emas yang tidak memberikan bunga tetap menarik karena mampu menjaga nilai. Selain itu, penurunan suku bunga juga merupakan sinyal perlambatan ekonomi, sehingga investor cenderung mengalihkan dana dari aset risiko ke emas.
Pemeriksaan kondisi terkini: tren harga hingga Mei
Menurut grafik Korea Gold Exchange, harga emas menunjukkan tren kenaikan yang stabil sejak tahun lalu hingga Mei. Meskipun setelah Mei kenaikan menjadi lebih landai, sinyal penurunan yang berarti belum terlihat. Pola serupa juga terlihat di pasar emas internasional, menunjukkan bahwa pasar emas domestik dan internasional saling terkait erat.
Proyeksi harga emas akhir 2025
Skenario bullish
Sebagian besar lembaga keuangan memproyeksikan outlook positif. JP Morgan menetapkan target harga akhir tahun sebesar 3.675 dolar per ons, dan mengingat harga saat ini sudah melewati 3.300 dolar, peluang pencapaian target tersebut cukup tinggi. Proyeksi awal dari bank dan perusahaan refining yang dikumpulkan oleh Financial Times sebesar 2.795 dolar juga telah terlampaui. Goldman Sachs, Citi Group, dan lainnya memperkirakan harga mencapai kisaran 3.000 dolar per ons, dan hal ini telah terwujud.
Skenario bearish dan faktor risiko
Beberapa lembaga tetap mempertahankan pandangan yang lebih konservatif. Barclays dan Macquarie memperkirakan penyesuaian harga emas ke sekitar 2.500 dolar per ons hingga akhir tahun, namun ini menandakan penurunan sekitar 25% dari harga saat ini dan dianggap kurang realistis. Namun, tidak menutup kemungkinan adanya koreksi teknikal di paruh kedua 2025, sehingga manajemen risiko saat berinvestasi sangat penting.
Kesimpulan: Mengelola volatilitas dalam tren kenaikan jangka panjang
Dengan menggabungkan grafik jangka panjang selama 20 tahun dan data terbaru, emas berada dalam fase peningkatan permintaan secara struktural. Risiko geopolitik, perubahan kebijakan moneter, dan ketidakpastian ekonomi bekerja secara kompleks dan dipandang sebagai tren jangka menengah, bukan sekadar fenomena jangka pendek.
Selama sisa tahun 2025, potensi kenaikan harga emas masih tinggi, tetapi koreksi teknikal mungkin terjadi, sehingga pengambilan keuntungan yang tepat dan pengelolaan posisi sangat diperlukan. Terutama saat volatilitas meningkat, penting untuk menyesuaikan strategi sesuai tujuan investasi dan toleransi risiko masing-masing.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Alur Harga Emas 20 Tahun dan Analisis Pasar Semester Pertama 2025
Selama 20 tahun terakhir, grafik harga emas menunjukkan bahwa emas secara konsisten memperkuat posisinya sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan aset aman. Terutama, fase kenaikan tajam saat ini yang berlanjut dari 2024 hingga 2025 merupakan sesuatu yang patut diperhatikan dalam konteks sejarah. Per Juli, harga emas domestik mencapai 635.000 won per 3.75g(, meningkat sekitar 43% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dan di pasar internasional, harga emas mencapai sekitar 3.337 dolar per ons, naik 27% dari awal tahun dan 39% dari satu tahun lalu.
Perubahan struktural yang mendorong permintaan emas
) Perubahan dalam sistem moneter internasional
Beberapa negara baru-baru ini menunjukkan langkah-langkah untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar dalam perdagangan internasional dan transaksi keuangan. China secara aktif mendorong internasionalisasi yuan, sementara negara-negara seperti Rusia dan Iran yang dikenai sanksi meningkatkan cadangan emas mereka sebagai aset penghindar dolar. Peralihan ke sistem mata uang yang terdesentralisasi ini meningkatkan nilai strategis emas dan menyebabkan peningkatan permintaan pembelian emas oleh bank sentral.
Peningkatan ketidakstabilan geopolitik
Ketegangan perdagangan antara AS dan China, konflik Rusia-Ukraina, dan ketegangan di Timur Tengah semakin memperdalam ketidakpastian geopolitik global. Hal ini secara terus-menerus mendorong permintaan terhadap emas, yang merupakan aset aman. Secara historis, selama krisis keuangan 2008, krisis utang Eropa 2011, dan pandemi 2020, harga emas mengalami lonjakan signifikan.
Penurunan suku bunga akibat perlambatan ekonomi
Negara-negara maju utama menurunkan suku bunga acuan sebagai respons terhadap perlambatan ekonomi. Saat suku bunga turun, daya tarik aset berbunga berkurang, sementara emas yang tidak memberikan bunga tetap menarik karena mampu menjaga nilai. Selain itu, penurunan suku bunga juga merupakan sinyal perlambatan ekonomi, sehingga investor cenderung mengalihkan dana dari aset risiko ke emas.
Pemeriksaan kondisi terkini: tren harga hingga Mei
Menurut grafik Korea Gold Exchange, harga emas menunjukkan tren kenaikan yang stabil sejak tahun lalu hingga Mei. Meskipun setelah Mei kenaikan menjadi lebih landai, sinyal penurunan yang berarti belum terlihat. Pola serupa juga terlihat di pasar emas internasional, menunjukkan bahwa pasar emas domestik dan internasional saling terkait erat.
Proyeksi harga emas akhir 2025
Skenario bullish
Sebagian besar lembaga keuangan memproyeksikan outlook positif. JP Morgan menetapkan target harga akhir tahun sebesar 3.675 dolar per ons, dan mengingat harga saat ini sudah melewati 3.300 dolar, peluang pencapaian target tersebut cukup tinggi. Proyeksi awal dari bank dan perusahaan refining yang dikumpulkan oleh Financial Times sebesar 2.795 dolar juga telah terlampaui. Goldman Sachs, Citi Group, dan lainnya memperkirakan harga mencapai kisaran 3.000 dolar per ons, dan hal ini telah terwujud.
Skenario bearish dan faktor risiko
Beberapa lembaga tetap mempertahankan pandangan yang lebih konservatif. Barclays dan Macquarie memperkirakan penyesuaian harga emas ke sekitar 2.500 dolar per ons hingga akhir tahun, namun ini menandakan penurunan sekitar 25% dari harga saat ini dan dianggap kurang realistis. Namun, tidak menutup kemungkinan adanya koreksi teknikal di paruh kedua 2025, sehingga manajemen risiko saat berinvestasi sangat penting.
Kesimpulan: Mengelola volatilitas dalam tren kenaikan jangka panjang
Dengan menggabungkan grafik jangka panjang selama 20 tahun dan data terbaru, emas berada dalam fase peningkatan permintaan secara struktural. Risiko geopolitik, perubahan kebijakan moneter, dan ketidakpastian ekonomi bekerja secara kompleks dan dipandang sebagai tren jangka menengah, bukan sekadar fenomena jangka pendek.
Selama sisa tahun 2025, potensi kenaikan harga emas masih tinggi, tetapi koreksi teknikal mungkin terjadi, sehingga pengambilan keuntungan yang tepat dan pengelolaan posisi sangat diperlukan. Terutama saat volatilitas meningkat, penting untuk menyesuaikan strategi sesuai tujuan investasi dan toleransi risiko masing-masing.