Sumber: PortaldoBitcoin
Judul Asli: Solana menghadapi salah satu serangan DDoS terbesar dalam sejarah; pahami
Tautan Asli:
Jaringan Solana (SOL) menjadi sasaran serangan penolakan layanan terdistribusi (DDoS) dalam skala besar sepanjang minggu lalu. Bahkan di tengah volume lalu lintas berbahaya yang ekstrem, jaringan berhasil bertahan dari insiden tersebut dan menjaga operasinya tetap aktif, dengan protokol dan aplikasi terdesentralisasi berjalan normal.
Serangan ini dianggap sebagai serangan DDoS terbesar keempat yang pernah tercatat dalam sejarah internet, mencapai puncak sekitar 6 Tbps (terabit per detik), menurut survei dari Pipe Network, sebuah jaringan distribusi konten terdesentralisasi yang dibangun di atas Solana sendiri.
Serangan ini juga mempengaruhi blockchain Sui, yang menunjukkan dampak operasional yang lebih terlihat.
Apa itu serangan DDoS?
Serangan DDoS terjadi ketika sejumlah besar permintaan berbahaya diarahkan secara bersamaan ke sebuah jaringan atau sistem. Tujuannya adalah untuk membebani infrastruktur, menguras sumber daya, dan menyulitkan atau mencegah akses yang sah dari pengguna.
Dalam kasus Solana, serangan mencapai puncak hampir 6 Tbps, volume yang mampu menurunkan sebagian besar layanan internet tradisional. Sebagai perbandingan, satu terabit setara dengan satu triliun bit yang ditransmisikan per detik, yang membuat jenis serangan ini sangat sulit untuk diatasi.
Meskipun intensitas serangan cukup tinggi, metrik jaringan menunjukkan bahwa Solana tetap menjalankan operasinya secara normal, dengan konfirmasi transaksi di bawah satu detik dan latensi pembuatan blok yang stabil.
Jaringan Sui juga menjadi sasaran serangan DDoS, yang menyebabkan penundaan dalam pembuatan blok dan periode kinerja jaringan yang menurun.
Pada Selasa pagi (16), Pipe Network menyatakan bahwa serangan tersebut masih berlangsung. Meski begitu, data terbaru menunjukkan Solana memproses antara 3.000 dan 4.000 transaksi per detik (TPS), dengan waktu rata-rata pembuatan blok sekitar empat detik dan status kesehatan jaringan diperkirakan mencapai 98%.
Indikator-indikator ini memperkuat bahwa, meskipun menghadapi serangan DDoS dalam skala sejarah, Solana mampu menyerap dampaknya tanpa gangguan signifikan, berbeda dengan Sui Network.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Solana menghadapi salah satu serangan DDoS terbesar dalam sejarah; pahami
Sumber: PortaldoBitcoin Judul Asli: Solana menghadapi salah satu serangan DDoS terbesar dalam sejarah; pahami Tautan Asli: Jaringan Solana (SOL) menjadi sasaran serangan penolakan layanan terdistribusi (DDoS) dalam skala besar sepanjang minggu lalu. Bahkan di tengah volume lalu lintas berbahaya yang ekstrem, jaringan berhasil bertahan dari insiden tersebut dan menjaga operasinya tetap aktif, dengan protokol dan aplikasi terdesentralisasi berjalan normal.
Serangan ini dianggap sebagai serangan DDoS terbesar keempat yang pernah tercatat dalam sejarah internet, mencapai puncak sekitar 6 Tbps (terabit per detik), menurut survei dari Pipe Network, sebuah jaringan distribusi konten terdesentralisasi yang dibangun di atas Solana sendiri.
Serangan ini juga mempengaruhi blockchain Sui, yang menunjukkan dampak operasional yang lebih terlihat.
Apa itu serangan DDoS?
Serangan DDoS terjadi ketika sejumlah besar permintaan berbahaya diarahkan secara bersamaan ke sebuah jaringan atau sistem. Tujuannya adalah untuk membebani infrastruktur, menguras sumber daya, dan menyulitkan atau mencegah akses yang sah dari pengguna.
Dalam kasus Solana, serangan mencapai puncak hampir 6 Tbps, volume yang mampu menurunkan sebagian besar layanan internet tradisional. Sebagai perbandingan, satu terabit setara dengan satu triliun bit yang ditransmisikan per detik, yang membuat jenis serangan ini sangat sulit untuk diatasi.
Meskipun intensitas serangan cukup tinggi, metrik jaringan menunjukkan bahwa Solana tetap menjalankan operasinya secara normal, dengan konfirmasi transaksi di bawah satu detik dan latensi pembuatan blok yang stabil.
Jaringan Sui juga menjadi sasaran serangan DDoS, yang menyebabkan penundaan dalam pembuatan blok dan periode kinerja jaringan yang menurun.
Pada Selasa pagi (16), Pipe Network menyatakan bahwa serangan tersebut masih berlangsung. Meski begitu, data terbaru menunjukkan Solana memproses antara 3.000 dan 4.000 transaksi per detik (TPS), dengan waktu rata-rata pembuatan blok sekitar empat detik dan status kesehatan jaringan diperkirakan mencapai 98%.
Indikator-indikator ini memperkuat bahwa, meskipun menghadapi serangan DDoS dalam skala sejarah, Solana mampu menyerap dampaknya tanpa gangguan signifikan, berbeda dengan Sui Network.