#数字资产生态回暖 Tujuh tahun berkarir di dunia cryptocurrency telah membuat saya melihat sebuah kebenaran: pasar ini tidak pernah mengeliminasi orang yang tidak cerdas.

Tahun lalu, seorang teman bertanya tentang pergerakan Ethereum, saya menyarankan dia untuk mencoba melakukan posisi. Ketika kenaikan mencapai 50%, dia setiap hari bertanya apakah sudah waktunya keluar. Saya cuma bilang "Pertimbangkan untuk mengurangi posisi," dia langsung menjual semuanya.

Tebak apa yang terjadi? ETH kemudian naik lagi lebih dari dua kali lipat. Sejak saat itu, dia jarang sekali membuka suara di grup diskusi.

Sebenarnya, kebanyakan orang bukan membutuhkan saran, mereka hanya ingin seseorang memberi jalan keluar.

Akhir tahun, seorang trader teman curhat ke saya. Akun hanya tersisa 3500 USDT, tetapi catatan margin call-nya penuh. Dia bilang, kalau kehilangan lagi, dia akan benar-benar menyerah.

Saya buatkan tiga garis bawah yang tidak boleh dilanggar:
- Kendalikan posisi tunggal tidak lebih dari seperlima dari total dana
- Jangan ragu saat stop loss, potong kerugian saat perlu
- Setelah pasar tutup, harus meluangkan waktu untuk evaluasi

Dia berpegang teguh. Kurang dari dua bulan, akun dari 3500 menjadi 70.000. Saat itu, kami hampir setiap hari memantau pasar, mempelajari data on-chain, mata pegal menatap layar, tapi saldo terus bertambah.

Setelah uang banyak, mindset seseorang mudah berubah.

Tiba-tiba dia ingin melakukan live streaming untuk trading bersama pengikut, lalu langsung memakai leverage 20x. Satu garis candlestick turun, saldo langsung menyusut 40%.

Dini hari pukul tiga, dia menangis dan bertanya ke saya: "Apakah aku mulai melakukan hal bodoh lagi?"

Saya hanya mengatakan satu kalimat: "Dalam trading, tidak ada 'kalau', yang ada adalah hasil."

Saya suruh dia segera tutup posisi dan tenang selama dua hari. Hanya dua jam kemudian, dia kirim screenshot posisi penuh.

Sebelum menghapusnya, saya tinggalin satu kalimat:
"Modal bisa dipulihkan dengan keahlian, tapi kalau disiplin hancur, kamu tidak punya apa-apa. Yang benar-benar hilang bukan hanya pasar, tapi setiap alasan muluk yang kamu cari-cari sendiri."

Kebenaran paling pahit dari pasar ini adalah: sebagian besar trader sebenarnya bukan sedang membuat keputusan trading, mereka hanya menggunakan dana untuk memperbesar kelemahan dalam diri mereka sendiri.

Orang yang bisa bertahan hidup di sini biasanya bukan yang paling cerdas, tetapi yang paling mampu menjaga aturan.

Kalau kamu sering terjatuh di tempat yang sama, mungkin saatnya berhenti dan bertanya pada diri sendiri—apakah kamu benar-benar terjebak dalam kondisi pasar, atau hanya bertarung dengan kepribadianmu sendiri?