BlockDAG vs Blockchain: Inovasi Teknologi atau Hanya Hype Konsep?

Kamu mungkin pernah mendengar bahwa Bitcoin dan Ethereum menggunakan blockchain (rantai blok), tapi belakangan ada istilah baru yang sedang naik daun—BlockDAG. Singkatnya, BlockDAG mengubah konsep “satu garis lurus” menjadi “sebuah jaringan”.

Apa Perbedaan Utamanya?

Blockchain Tradisional: Mirip antre beli tiket, satu per satu, setiap blok baru harus terhubung ke blok sebelumnya. Akibatnya, kecepatan pemrosesan terbatas—Bitcoin hanya bisa konfirmasi 7 transaksi per detik, Ethereum sekitar 30 transaksi.

BlockDAG (Directed Acyclic Graph): Banyak jalur transaksi berjalan bersamaan, seperti banyak loket melayani sekaligus, jadi jauh lebih cepat. Secara teori, bisa memproses ribuan transaksi per detik.

Keunggulan Kunci

1. Throughput tinggi → Banyak blok diproses paralel, tak perlu antre
2. Benar-benar terdesentralisasi → Mining jadi lebih mudah, penambang kecil pun bisa ikut validasi
3. Konsumsi energi rendah → Tak perlu mining besar-besaran, jadi lebih ramah lingkungan
4. Keamanan → Struktur DAG bikin serangan 51% jauh lebih sulit (secara teori)

Proyek yang Sudah Pakai

• IOTA: Fokus pada Internet of Things (IoT), pakai teknologi Tangle untuk proses data perangkat dalam jumlah besar
• Nano: Spesialis pembayaran super cepat, tanpa biaya transaksi dan bebas macet
• Phantom: Menggunakan mesin Lachesis untuk atasi kemacetan jaringan

Tapi Masih Ada Catatan

BlockDAG terdengar sempurna, tapi jangan lupa—teknologi ini masih tahap percobaan, uji keamanan sesungguhnya belum terjadi. Sampai sekarang nilai pasar IOTA, Nano masih jauh di bawah koin utama, artinya pasar masih wait and see.

Kesimpulan: DAG memang mengatasi masalah blockchain, tapi perjalanan dari konsep ke penerapan massal masih panjang. Tidak semua inovasi akan jadi ETH berikutnya.