Peneliti keamanan siber baru saja mengungkapkan sebuah bom: mereka telah menemukan celah kritis di WhatsApp yang dapat mengekspos 3,5 miliar profil pengguna. Ya, Anda tidak salah baca—miliar dengan huruf B.

Kerentanan ini pada dasarnya menciptakan pintu belakang untuk akses tidak sah ke data pribadi, riwayat obrolan, dan informasi akun. Para ahli keamanan menyebutnya sebagai salah satu ancaman paling serius terhadap platform pesan terenkripsi dalam beberapa tahun terakhir.

Apa yang membuat ini sangat mengkhawatirkan? Basis pengguna WhatsApp yang masif berarti hampir setengah populasi planet ini bisa berisiko. Eksploitasi ini tidak memerlukan alat peretasan yang canggih—hanya pengetahuan tentang keberadaan kerentanan tersebut.

Bagi kita yang berada di ruang crypto dan Web3, ini terasa berbeda. Kita terus menerus mengingatkan "bukan kunci Anda, bukan crypto Anda," tetapi bagaimana dengan "bukan data Anda, bukan privasi Anda"? Insiden ini membuktikan bahwa platform komunikasi terpusat, tidak peduli seberapa "aman" mereka mengklaim, tetap merupakan titik kegagalan tunggal.

Ironi ini tidak hilang: sementara kita membangun sistem terdesentralisasi untuk melindungi kedaulatan finansial, miliaran orang masih mempercayai aplikasi terpusat dengan percakapan pribadi mereka yang paling rahasia.

Belum ada timeline patch resmi. Pengguna disarankan untuk segera mengaktifkan otentikasi dua faktor dan tetap waspada terhadap aktivitas akun yang mencurigakan.