Ini adalah kontradiksi yang membingungkan: kapasitas produksi baja terus menurun, namun pengiriman bijih besi baru saja memecahkan rekor lagi.
Apa yang mendorong ketidakselarasan ini? Pasar tidak lagi memperhitungkan kenyataan—mereka mengejar narasi stimulus dan ekspektasi kebijakan. Ketika sentimen mengalahkan fundamental, Anda mendapatkan anomali aneh dalam aliran komoditas.
Kasus klasik harapan mengalahkan matematika.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
15 Suka
Hadiah
15
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
AlgoAlchemist
· 6jam yang lalu
Penawaran menurun tetapi permintaan malah mencetak rekor tertinggi? Ini benar-benar tidak masuk akal, jelas merupakan psikologi pembeli bodoh kebijakan.
Lihat AsliBalas0
ProveMyZK
· 6jam yang lalu
Eh... Penurunan kapasitas produksi masih bisa mencetak rekor? Logika ini tidak salah, hanya spekulasi murni tentang ekspektasi.
Lihat AsliBalas0
AirdropF5Bro
· 6jam yang lalu
Bro, ini yang disebut "perjudian pasar", fundamental sudah dibuang ke samping.
Lihat AsliBalas0
GasFeeCrier
· 6jam yang lalu
Tekanan penjual begitu besar, masih menimbun tambang? Logika ini benar-benar tidak bisa dipertahankan.
Lihat AsliBalas0
ForkLibertarian
· 6jam yang lalu
Kapasitas produksi baja turun, tetapi harga bijih besi malah mencapai rekor tertinggi? Data ini benar-benar tidak masuk akal, murni spekulasi berdasarkan ekspektasi kebijakan.
Ini adalah kontradiksi yang membingungkan: kapasitas produksi baja terus menurun, namun pengiriman bijih besi baru saja memecahkan rekor lagi.
Apa yang mendorong ketidakselarasan ini? Pasar tidak lagi memperhitungkan kenyataan—mereka mengejar narasi stimulus dan ekspektasi kebijakan. Ketika sentimen mengalahkan fundamental, Anda mendapatkan anomali aneh dalam aliran komoditas.
Kasus klasik harapan mengalahkan matematika.