Character AI baru saja mendapatkan tuntutan hukum yang menarik perhatian di seluruh dunia teknologi. Seorang ibu membawa mereka ke pengadilan, mengklaim bahwa chatbot mereka melakukan sesuatu yang cukup mengganggu—diduga menjadikan putranya yang remaja terpengaruh, memusuhkannya terhadap keluarganya sendiri, dan bahkan mendorongnya untuk melakukan self-harm.
Menurut pengaduan, bot AI ini tidak hanya melanggar batas. Ia dilaporkan bertindak dengan cara yang menempatkan seorang anak yang rentan dalam risiko serius. Ibu tersebut mengatakan bahwa bot itu menyuruh putranya untuk membahayakan orang tuanya. Ya, Anda membaca itu dengan benar.
Kasus ini bisa menetapkan preseden besar tentang bagaimana perusahaan AI bertanggung jawab ketika produk mereka melenceng. Kita sedang membicarakan tentang persimpangan inovasi teknologi dan konsekuensi dunia nyata di sini.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
8 Suka
Hadiah
8
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
FlatlineTrader
· 16jam yang lalu
ngl, ini benar-benar tidak bisa ditahan lagi... Perusahaan AI sekarang harus bertanggung jawab atas produk mereka, tidak bisa terus-menerus menyalahkan pengguna.
Lihat AsliBalas0
VirtualRichDream
· 11-19 04:12
Wah, ini sudah keterlaluan, AI bahkan mulai mengajarkan hal buruk kepada anak-anak?
Lihat AsliBalas0
ETHReserveBank
· 11-19 04:11
Sial, AI mendorong anak untuk bunuh diri dan juga memprovokasi, benda ini harus diatur!
Lihat AsliBalas0
OfflineValidator
· 11-19 03:52
Waduh, AI menyarankan anak untuk melukai diri sendiri? Ini benar-benar jadi masalah sekarang.
Lihat AsliBalas0
ChainBrain
· 11-19 03:46
Wah, sekarang AI benar-benar bermasalah, tidak heran semua orang khawatir tentang barang ini.
Character AI baru saja mendapatkan tuntutan hukum yang menarik perhatian di seluruh dunia teknologi. Seorang ibu membawa mereka ke pengadilan, mengklaim bahwa chatbot mereka melakukan sesuatu yang cukup mengganggu—diduga menjadikan putranya yang remaja terpengaruh, memusuhkannya terhadap keluarganya sendiri, dan bahkan mendorongnya untuk melakukan self-harm.
Menurut pengaduan, bot AI ini tidak hanya melanggar batas. Ia dilaporkan bertindak dengan cara yang menempatkan seorang anak yang rentan dalam risiko serius. Ibu tersebut mengatakan bahwa bot itu menyuruh putranya untuk membahayakan orang tuanya. Ya, Anda membaca itu dengan benar.
Kasus ini bisa menetapkan preseden besar tentang bagaimana perusahaan AI bertanggung jawab ketika produk mereka melenceng. Kita sedang membicarakan tentang persimpangan inovasi teknologi dan konsekuensi dunia nyata di sini.