Indonesia berada di ambang dengan Telegram dan Bigo Live. Kementerian Komunikasi dan Informatika, yang dipimpin oleh Budi Arie Setiadi, memperingatkan bahwa kedua platform tersebut bisa menghadapi pemblokiran total jika tidak mematuhi aturan lokal tentang konten pornografi dan perjudian online.
Situasinya seperti ini: otoritas sudah mengirimkan “peringatan tegas”, tetapi tanggapan dari aplikasi-aplikasi ini tidak memadai. Menteri ingin bertindak cepat, tetapi tim membutuhkan lebih banyak penelitian sebelum mengambil langkah definitif.
Ini bukan hal baru. Indonesia telah bertahun-tahun memperketat peraturan terhadap platform global. Dilema ini klasik: aplikasi-aplikasi ini berkembang tanpa memikirkan hukum setempat, pemerintah merasa terganggu, dan pada akhirnya pengguna yang membayar.
Pertanyaan jutaan: Akankah Telegram dan Bigo Live mampu beradaptasi dengan ritme regulasi Jakarta, atau apakah Indonesia akan bergabung dengan daftar negara yang memblokirnya? Sementara itu, jutaan orang Indonesia menunggu kabar.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Indonesia Mengancam Akan Memblokir Telegram dan Bigo Live: Pertarungan Platform Melawan Regulasi Lokal
Indonesia berada di ambang dengan Telegram dan Bigo Live. Kementerian Komunikasi dan Informatika, yang dipimpin oleh Budi Arie Setiadi, memperingatkan bahwa kedua platform tersebut bisa menghadapi pemblokiran total jika tidak mematuhi aturan lokal tentang konten pornografi dan perjudian online.
Situasinya seperti ini: otoritas sudah mengirimkan “peringatan tegas”, tetapi tanggapan dari aplikasi-aplikasi ini tidak memadai. Menteri ingin bertindak cepat, tetapi tim membutuhkan lebih banyak penelitian sebelum mengambil langkah definitif.
Ini bukan hal baru. Indonesia telah bertahun-tahun memperketat peraturan terhadap platform global. Dilema ini klasik: aplikasi-aplikasi ini berkembang tanpa memikirkan hukum setempat, pemerintah merasa terganggu, dan pada akhirnya pengguna yang membayar.
Pertanyaan jutaan: Akankah Telegram dan Bigo Live mampu beradaptasi dengan ritme regulasi Jakarta, atau apakah Indonesia akan bergabung dengan daftar negara yang memblokirnya? Sementara itu, jutaan orang Indonesia menunggu kabar.