Dalam bidang blockchain, mencapai interoperabilitas lintas rantai yang sebenarnya selalu menjadi tantangan besar. Banyak proyek mengklaim dapat menghubungkan ekosistem yang berbeda, tetapi sebagian besar hanya melakukan jembatan sederhana di tingkat komunikasi, bukan mencapai kolaborasi yang sebenarnya di tingkat logika dasar. Bitcoin dan Ethereum sebagai dua raksasa dunia blockchain, telah berkembang secara mandiri dalam ekosistem mereka masing-masing, satu fokus pada keamanan, sementara yang lain mengejar fungsi smart contract yang fleksibel.
Namun, kehadiran Hemi membawa perubahan revolusioner bagi dua sistem yang tampaknya bertentangan ini. Hemi bukanlah sebuah blockchain publik baru atau alat cross-chain sederhana, melainkan solusi Layer2 modular inovatif yang dirancang untuk mencapai kolaborasi logis antar lapisan. Inti dari konsep ini - "interoperabilitas yang dapat diverifikasi", memungkinkan berbagai blockchain untuk berkolaborasi secara langsung pada tingkat logis, tanpa perlu bergantung pada perantara eksternal.
Hemi mengadopsi jalur teknologi yang unik dan terkendali. Ia tidak mencoba untuk membentuk kembali Bitcoin atau menggantikan Ethereum, melainkan menyediakan sintaksis operasi bersama untuk kedua sistem ini. Sintaksis ini bukan sekadar protokol, tetapi juga merupakan struktur bahasa yang memungkinkan keamanan dan pemrograman untuk dapat hidup berdampingan dalam kerangka logika yang sama.
Arsitektur sistem Hemi terdiri dari dua komponen kunci: hVM (Hemi Virtual Machine) dan jaringan Tunnels. hVM sebagai mesin perhitungan inti Hemi, mewujudkan fungsi yang belum pernah ada sebelumnya—memungkinkan smart contract untuk membaca status on-chain Bitcoin secara langsung. Ini kontras tajam dengan sistem cross-chain tradisional yang bergantung pada oracle atau bridge, yang sering kali memperkenalkan kompleksitas tambahan dan risiko potensial.
Dengan metode inovatif ini, Hemi tidak hanya memecahkan penghalang antara Bitcoin dan Ethereum, tetapi juga membuka kemungkinan baru untuk interoperabilitas seluruh ekosistem Blockchain. Ini menunjukkan bagaimana mempertahankan keunggulan masing-masing, sekaligus mencapai integrasi mendalam antara sistem Blockchain yang berbeda, yang pasti akan membawa dampak yang mendalam bagi aplikasi dan pengembangan Blockchain di masa depan.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
13 Suka
Hadiah
13
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
RamenDeFiSurvivor
· 7jam yang lalu
Apakah ini benar-benar bisa cross-chain? Hmm... tapi ini hanya sebuah jembatan.
Lihat AsliBalas0
CryptoNomics
· 7jam yang lalu
Hmm... secara empiris, model stokastik mereka kekurangan titik data yang cukup untuk signifikansi statistik.
Lihat AsliBalas0
ponzi_poet
· 7jam yang lalu
Masih lebih baik bermain Skema Ponzi!
Lihat AsliBalas0
HypotheticalLiquidator
· 7jam yang lalu
cross-chain lihat dulu ambang risiko, satu lagi titik risiko dengan leverage
Lihat AsliBalas0
OldLeekNewSickle
· 7jam yang lalu
Ini adalah satu lagi play people for suckers, tim proyek sudah mengerti para petani lama.
Dalam bidang blockchain, mencapai interoperabilitas lintas rantai yang sebenarnya selalu menjadi tantangan besar. Banyak proyek mengklaim dapat menghubungkan ekosistem yang berbeda, tetapi sebagian besar hanya melakukan jembatan sederhana di tingkat komunikasi, bukan mencapai kolaborasi yang sebenarnya di tingkat logika dasar. Bitcoin dan Ethereum sebagai dua raksasa dunia blockchain, telah berkembang secara mandiri dalam ekosistem mereka masing-masing, satu fokus pada keamanan, sementara yang lain mengejar fungsi smart contract yang fleksibel.
Namun, kehadiran Hemi membawa perubahan revolusioner bagi dua sistem yang tampaknya bertentangan ini. Hemi bukanlah sebuah blockchain publik baru atau alat cross-chain sederhana, melainkan solusi Layer2 modular inovatif yang dirancang untuk mencapai kolaborasi logis antar lapisan. Inti dari konsep ini - "interoperabilitas yang dapat diverifikasi", memungkinkan berbagai blockchain untuk berkolaborasi secara langsung pada tingkat logis, tanpa perlu bergantung pada perantara eksternal.
Hemi mengadopsi jalur teknologi yang unik dan terkendali. Ia tidak mencoba untuk membentuk kembali Bitcoin atau menggantikan Ethereum, melainkan menyediakan sintaksis operasi bersama untuk kedua sistem ini. Sintaksis ini bukan sekadar protokol, tetapi juga merupakan struktur bahasa yang memungkinkan keamanan dan pemrograman untuk dapat hidup berdampingan dalam kerangka logika yang sama.
Arsitektur sistem Hemi terdiri dari dua komponen kunci: hVM (Hemi Virtual Machine) dan jaringan Tunnels. hVM sebagai mesin perhitungan inti Hemi, mewujudkan fungsi yang belum pernah ada sebelumnya—memungkinkan smart contract untuk membaca status on-chain Bitcoin secara langsung. Ini kontras tajam dengan sistem cross-chain tradisional yang bergantung pada oracle atau bridge, yang sering kali memperkenalkan kompleksitas tambahan dan risiko potensial.
Dengan metode inovatif ini, Hemi tidak hanya memecahkan penghalang antara Bitcoin dan Ethereum, tetapi juga membuka kemungkinan baru untuk interoperabilitas seluruh ekosistem Blockchain. Ini menunjukkan bagaimana mempertahankan keunggulan masing-masing, sekaligus mencapai integrasi mendalam antara sistem Blockchain yang berbeda, yang pasti akan membawa dampak yang mendalam bagi aplikasi dan pengembangan Blockchain di masa depan.