Ada fenomena menarik di pasar, seperti siklus yang tak pernah berhenti. Ketika harga saham perusahaan naik, menyebabkan rasio harga terhadap laba (PE) melebihi 300 kali, saluran pendanaan mulai terbatas. Pada saat ini, investor terpaksa mengurangi leverage, mulai menjual saham, yang menyebabkan harga saham turun. Dengan harga saham yang turun, rasio PE turun di bawah 300 kali, kesempatan pendanaan muncul kembali. Investor mulai menambah leverage untuk membeli, mendorong harga saham naik.
Siklus ini terus berulang: harga saham yang naik menyebabkan PE terlalu tinggi, dan pembiayaan terbatas; harga saham yang turun membuat PE menurun, peluang pembiayaan muncul kembali. Pola ini tampak tanpa henti, seperti mesin abadi.
Namun, fenomena ini mencerminkan ketidakrasionalan dan spekulasi pasar. Ketergantungan yang berlebihan pada rasio PE sebagai satu-satunya dasar keputusan investasi mengabaikan fundamental perusahaan dan nilai jangka panjang. Sebenarnya, investasi yang rasional harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti model bisnis perusahaan, keunggulan kompetitif, kemampuan manajerial, dan prospek industri.
Siklus ini juga mengungkapkan potensi masalah dalam regulasi pasar. Mungkin diperlukan kebijakan pendanaan yang lebih fleksibel, dan tidak seharusnya membatasi kemampuan pendanaan perusahaan hanya berdasarkan rasio PE. Pada saat yang sama, investor juga harus meningkatkan literasi keuangan mereka sendiri, untuk menghindari mengikuti arus secara membabi buta dan spekulasi berlebihan.
Secara keseluruhan, pola yang berulang ini mengingatkan kita bahwa pasar saham tidak selalu rasional. Sebagai investor, kita perlu tetap waspada, tidak terjebak oleh fluktuasi pasar jangka pendek, tetapi seharusnya memfokuskan pada investasi nilai jangka panjang.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
9 Suka
Hadiah
9
8
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
TradingNightmare
· 19menit yang lalu
Cut Loss paling mahir
Lihat AsliBalas0
AirdropHunterXiao
· 31menit yang lalu
pe300 setiap hari dianggap bodoh
Lihat AsliBalas0
DancingCandles
· 10-10 13:54
suckers play people for suckers dan akan tumbuh lagi
Lihat AsliBalas0
NotGonnaMakeIt
· 10-10 13:50
3 kali kosongkan satu set
Lihat AsliBalas0
CryptoGoldmine
· 10-10 13:48
ROI adalah indikator akhir
Lihat AsliBalas0
ChainWanderingPoet
· 10-10 13:47
Bermain saham tidak sebaik buy the dip sosial
Lihat AsliBalas0
GateUser-c802f0e8
· 10-10 13:45
suckers hanya bersenang-senang saja
Lihat AsliBalas0
MetaverseLandlord
· 10-10 13:32
Siapa yang mengerti jika trading saham membuat bodoh
Ada fenomena menarik di pasar, seperti siklus yang tak pernah berhenti. Ketika harga saham perusahaan naik, menyebabkan rasio harga terhadap laba (PE) melebihi 300 kali, saluran pendanaan mulai terbatas. Pada saat ini, investor terpaksa mengurangi leverage, mulai menjual saham, yang menyebabkan harga saham turun. Dengan harga saham yang turun, rasio PE turun di bawah 300 kali, kesempatan pendanaan muncul kembali. Investor mulai menambah leverage untuk membeli, mendorong harga saham naik.
Siklus ini terus berulang: harga saham yang naik menyebabkan PE terlalu tinggi, dan pembiayaan terbatas; harga saham yang turun membuat PE menurun, peluang pembiayaan muncul kembali. Pola ini tampak tanpa henti, seperti mesin abadi.
Namun, fenomena ini mencerminkan ketidakrasionalan dan spekulasi pasar. Ketergantungan yang berlebihan pada rasio PE sebagai satu-satunya dasar keputusan investasi mengabaikan fundamental perusahaan dan nilai jangka panjang. Sebenarnya, investasi yang rasional harus mempertimbangkan berbagai faktor seperti model bisnis perusahaan, keunggulan kompetitif, kemampuan manajerial, dan prospek industri.
Siklus ini juga mengungkapkan potensi masalah dalam regulasi pasar. Mungkin diperlukan kebijakan pendanaan yang lebih fleksibel, dan tidak seharusnya membatasi kemampuan pendanaan perusahaan hanya berdasarkan rasio PE. Pada saat yang sama, investor juga harus meningkatkan literasi keuangan mereka sendiri, untuk menghindari mengikuti arus secara membabi buta dan spekulasi berlebihan.
Secara keseluruhan, pola yang berulang ini mengingatkan kita bahwa pasar saham tidak selalu rasional. Sebagai investor, kita perlu tetap waspada, tidak terjebak oleh fluktuasi pasar jangka pendek, tetapi seharusnya memfokuskan pada investasi nilai jangka panjang.