Dalam suatu kegiatan promosi, saya berhasil membeli 60 barang, dan kegembiraan awal membuat saya sangat senang. Namun, ketika saya melihat sekeliling, saya menyadari tidak ada orang lain yang ikut dalam pembelian. Penemuan ini membuat saya merenung. Ternyata, apa yang saya anggap 'berhasil membeli' mungkin hanya sebuah keberuntungan yang tidak terduga. Pengalaman ini menyadarkan saya bahwa saat berbelanja, kita sering kali dipengaruhi oleh rasa urgensi yang ditimbulkan oleh kegiatan promosi, dan mengabaikan penilaian terhadap nilai barang itu sendiri. Ini mengingatkan kita untuk tetap rasional saat berbelanja, tidak terpedaya oleh suasana 'pembelian' yang terlihat, tetapi lebih memperhatikan kebutuhan dan nilai barang yang sebenarnya.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
13 Suka
Hadiah
13
6
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
ForumLurker
· 19jam yang lalu
Ya sudah dipaksa untuk membeli dengan harga mahal.
Lihat AsliBalas0
WalletDoomsDay
· 19jam yang lalu
Korban konsumsi impulsif +1
Lihat AsliBalas0
RugResistant
· 19jam yang lalu
terdeteksi jebakan fomo klasik. pola manipulasi pasar yang khas sejujurnya
Lihat AsliBalas0
CryptoAdventurer
· 19jam yang lalu
Pajak IQ dipotong di lokasi, dan ditipu oleh pedagang untuk Semua.
Lihat AsliBalas0
AirdropFreedom
· 19jam yang lalu
Menimbun terlalu banyak juga merupakan jebakan
Lihat AsliBalas0
CryptoHistoryClass
· 19jam yang lalu
*sigh* psikologi massa klasik dari hari-hari fomo shitcoin 2017
Dalam suatu kegiatan promosi, saya berhasil membeli 60 barang, dan kegembiraan awal membuat saya sangat senang. Namun, ketika saya melihat sekeliling, saya menyadari tidak ada orang lain yang ikut dalam pembelian. Penemuan ini membuat saya merenung. Ternyata, apa yang saya anggap 'berhasil membeli' mungkin hanya sebuah keberuntungan yang tidak terduga. Pengalaman ini menyadarkan saya bahwa saat berbelanja, kita sering kali dipengaruhi oleh rasa urgensi yang ditimbulkan oleh kegiatan promosi, dan mengabaikan penilaian terhadap nilai barang itu sendiri. Ini mengingatkan kita untuk tetap rasional saat berbelanja, tidak terpedaya oleh suasana 'pembelian' yang terlihat, tetapi lebih memperhatikan kebutuhan dan nilai barang yang sebenarnya.