Kepemilikan dan regulasi aset virtual selalu menjadi topik hangat di bidang Blockchain. Baru-baru ini, kebijakan baru di Cheongju, Korea Selatan, telah memicu perhatian dan diskusi yang luas.
Sejak tahun 2021, pemerintah Kota Qingzhou telah mulai memeriksa situasi perpajakan pemegang mata uang virtual. Namun, karena kurangnya dukungan hukum yang sesuai, meskipun pemerintah dapat menyita mata uang virtual debitur pajak, mereka tetap tidak dapat mengubahnya menjadi uang tunai.
Sekarang, situasinya telah berubah. Pemerintah Kota Cheongju telah meluncurkan kebijakan baru: wajib pajak yang berutang harus secara sukarela menjual mata uang virtual untuk membayar pajak, atau pemerintah akan menjualnya atas nama mereka. Kebijakan ini melibatkan 161 wajib pajak yang berutang, dengan jumlah sekitar 1,5 miliar won.
Langkah ini memicu pemikiran orang-orang tentang kepemilikan nyata aset virtual. Banyak orang percaya bahwa mata uang virtual yang mereka beli sepenuhnya merupakan harta pribadi. Namun, peristiwa ini menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, pemerintah dapat campur tangan dan mengelola aset virtual pribadi.
Apakah praktik ini akan dipromosikan di negara dan daerah lain? Jika kebijakan serupa diterapkan di kota Anda, apakah Anda akan terus memegang sejumlah besar mata uang virtual? Pertanyaan-pertanyaan ini layak dipikirkan oleh setiap investor mata uang virtual.
Aset virtual sebagai salah satu bentuk wadah nilai yang baru, status hukum dan cara regulasinya masih terus berkembang. Investor yang berpartisipasi di pasar cryptocurrency tidak hanya perlu memperhatikan tren pasar, tetapi juga harus memperhatikan perubahan kebijakan terkait, untuk melindungi hak-hak mereka dengan lebih baik.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
10 Suka
Hadiah
10
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
RunWhenCut
· 4jam yang lalu
play people for suckers play people for suckers
Lihat AsliBalas0
SatoshiSherpa
· 5jam yang lalu
Sekali lagi ingin mengatur koin orang, sungguh menyedihkan.
Lihat AsliBalas0
ColdWalletGuardian
· 5jam yang lalu
Suckers belum selesai dipotong sudah mau kabur?
Lihat AsliBalas0
InfraVibes
· 5jam yang lalu
koin lagi tidak bisa digerakkan, mau main apa? Rug Pull.
Kepemilikan dan regulasi aset virtual selalu menjadi topik hangat di bidang Blockchain. Baru-baru ini, kebijakan baru di Cheongju, Korea Selatan, telah memicu perhatian dan diskusi yang luas.
Sejak tahun 2021, pemerintah Kota Qingzhou telah mulai memeriksa situasi perpajakan pemegang mata uang virtual. Namun, karena kurangnya dukungan hukum yang sesuai, meskipun pemerintah dapat menyita mata uang virtual debitur pajak, mereka tetap tidak dapat mengubahnya menjadi uang tunai.
Sekarang, situasinya telah berubah. Pemerintah Kota Cheongju telah meluncurkan kebijakan baru: wajib pajak yang berutang harus secara sukarela menjual mata uang virtual untuk membayar pajak, atau pemerintah akan menjualnya atas nama mereka. Kebijakan ini melibatkan 161 wajib pajak yang berutang, dengan jumlah sekitar 1,5 miliar won.
Langkah ini memicu pemikiran orang-orang tentang kepemilikan nyata aset virtual. Banyak orang percaya bahwa mata uang virtual yang mereka beli sepenuhnya merupakan harta pribadi. Namun, peristiwa ini menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, pemerintah dapat campur tangan dan mengelola aset virtual pribadi.
Apakah praktik ini akan dipromosikan di negara dan daerah lain? Jika kebijakan serupa diterapkan di kota Anda, apakah Anda akan terus memegang sejumlah besar mata uang virtual? Pertanyaan-pertanyaan ini layak dipikirkan oleh setiap investor mata uang virtual.
Aset virtual sebagai salah satu bentuk wadah nilai yang baru, status hukum dan cara regulasinya masih terus berkembang. Investor yang berpartisipasi di pasar cryptocurrency tidak hanya perlu memperhatikan tren pasar, tetapi juga harus memperhatikan perubahan kebijakan terkait, untuk melindungi hak-hak mereka dengan lebih baik.