Hubungan antara penurunan suku bunga dan bull run sering disalahpahami. Melihat data historis, pergerakan S&P 500 setelah The Federal Reserve (FED) menurunkan suku bunga tidak selalu menunjukkan tren naik, hal ini patut diperhatikan oleh para investor.

Ketika pasar secara umum memperkirakan bahwa bull run akan datang, seringkali investor yang memegang aset menunggu dengan penuh harapan, tetapi kenyataannya sering kali bertentangan. Bull run yang sebenarnya biasanya meledak pada saat yang tidak terduga, bukan saat banyak orang menantikannya. Toh, para manipulasi pasar tidak memiliki alasan untuk dengan gratis membawa semua orang "naik".

Dalam beberapa tahun terakhir, kenaikan besar pada pasar saham AS terutama disebabkan oleh dua sumber likuiditas: perdagangan arbitrase mata uang dengan suku bunga rendah (terutama yuan dan yen) serta pasar obligasi AS yang sedang mengalami pasar bearish. Namun, dalam lingkungan penurunan suku bunga saat ini, kedua saluran ini sedang mengalami pembalikan, yang dapat mengakibatkan pengetatan likuiditas, sebuah situasi yang mengkhawatirkan.

The Federal Reserve (FED) saat ini menghadapi dilema: jika terus menaikkan suku bunga untuk mempertahankan perdagangan arbitrase, ekonomi riil mungkin sulit untuk bertahan; namun jika menurunkan suku bunga untuk menyelamatkan ekonomi riil, hal itu dapat menyebabkan perdagangan arbitrase runtuh. Dalam keadaan ini, selain pernyataan, tindakan nyata yang dapat diambil oleh The Federal Reserve (FED) mungkin sangat terbatas.

Perlu dicatat bahwa meskipun penurunan suku bunga dapat meredakan "flu" ekonomi, itu tidak dapat menyembuhkan "penyakit terminal". Jika ekonomi sudah dalam kondisi parah, bahkan penurunan suku bunga pun sulit untuk menyelamatkan penurunan pasar saham.

Mengamati arah pasar, kami menemukan bahwa Jensen Huang dari Nvidia, Jeff Bezos dari Amazon, Mark Zuckerberg dari Meta, Elon Musk dari Tesla, serta guru investasi Warren Buffett dan pengusaha terkenal lainnya baru-baru ini melakukan penjualan saham secara besar-besaran, menguangkan puluhan miliar bahkan ratusan miliar dolar. Mereka tampaknya sedang mengumpulkan uang tunai untuk peluang investasi di masa depan, menunggu situasi pasar menjadi jelas sebelum bertindak.

Sikap hati-hati ini mungkin layak dicontoh oleh investor biasa. Dalam lingkungan ekonomi yang kompleks saat ini, harapan buta dan ikut-ikutan dapat membawa risiko, analisis rasional dan menunggu dengan sabar mungkin merupakan pilihan yang lebih bijak.