Bitcoin di Tengah Krisis Keuangan: Aset Berisiko atau Solusi Lindung Nilai?
Ekonomi global saat ini sedang menghadapi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Berbeda dengan sebelumnya, krisis kali ini bukan hanya masalah ekonomi semata, tetapi juga melibatkan berbagai aspek seperti kesehatan masyarakat. Kejadian mendadak dan ketidakpastian pandemi ini telah memberikan tantangan besar bagi pemerintah dan pasar di berbagai negara.
Dalam hal ini, Bitcoin sebagai aset yang muncul, posisinya dan kinerjanya juga memicu diskusi luas. Beberapa orang berpendapat bahwa Bitcoin dapat berfungsi sebagai aset lindung nilai, tetapi kenyataannya saat ini lebih mirip sebagai aset berisiko. Dalam gejolak pasar baru-baru ini, pergerakan Bitcoin sangat terkait dengan aset berisiko seperti minyak mentah, indeks saham, dan memiliki korelasi yang lebih rendah dengan aset lindung nilai tradisional seperti emas.
Bitcoin dianggap memiliki atribut lindung nilai karena dua alasan utama: total pasokannya tetap, yang dapat mengatasi risiko inflasi mata uang fiat; dan karakteristiknya yang mudah disimpan dan dipindahkan. Namun, atribut ini masih memiliki jarak dibandingkan dengan aset lindung nilai yang matang seperti emas. Yang lebih penting, sentimen pasar terhadap Bitcoin sebagai lindung nilai tidak sepenuhnya sesuai dengan atribut lindung nilai sebenarnya.
Dalam krisis saat ini, stablecoin USDT justru menjadi salah satu jenis mata uang digital yang jarang mengalami kenaikan. Ini menunjukkan bahwa dalam kondisi pasar yang ekstrem, investor cenderung memilih aset yang terikat dengan mata uang fiat. Meskipun USDT memiliki kontroversi, tetapi posisi pasarnya tetap kokoh.
Bagi para investor, sekarang perlu mengubah pemahaman tentang Bitcoin, menganggapnya sebagai aset berisiko dan bukan sebagai alat lindung nilai. Baik investasi nilai maupun perdagangan spekulatif, harus sepenuhnya menyadari karakteristik risiko tinggi yang dimilikinya.
Meskipun demikian, krisis saat ini juga dapat memberikan kesempatan investasi yang langka bagi orang biasa. Dengan melihat risiko secara rasional dan memanfaatkan peluang, mungkin bisa mengakumulasi kekayaan dan melampaui kelas dalam krisis yang terjadi sekali dalam seratus tahun ini.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
13 Suka
Hadiah
13
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
Rugpull幸存者
· 08-15 08:38
Cut Loss tahanan Rebound Tertawa melihat dunia kripto ada suckers
Lihat AsliBalas0
HodlOrRegret
· 08-15 08:32
Apa itu perlindungan risiko, begitu pasar mengalami big dump, semua terlihat jelas.
Lihat AsliBalas0
MemeEchoer
· 08-15 08:31
Beli koin pasti jebakan!!
Lihat AsliBalas0
SadMoneyMeow
· 08-15 08:24
tidak bermain lagi investor ritel tutup semua posisi
Lihat AsliBalas0
MetaMaximalist
· 08-15 08:16
ngmi jika kamu masih berpikir btc adalah lindung nilai... pola korelasi menunjukkan itu hanya permainan risiko lainnya sejujurnya
Perubahan posisi Bitcoin di bawah krisis keuangan: dari solusi lindung nilai menjadi aset berisiko
Bitcoin di Tengah Krisis Keuangan: Aset Berisiko atau Solusi Lindung Nilai?
Ekonomi global saat ini sedang menghadapi krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Berbeda dengan sebelumnya, krisis kali ini bukan hanya masalah ekonomi semata, tetapi juga melibatkan berbagai aspek seperti kesehatan masyarakat. Kejadian mendadak dan ketidakpastian pandemi ini telah memberikan tantangan besar bagi pemerintah dan pasar di berbagai negara.
Dalam hal ini, Bitcoin sebagai aset yang muncul, posisinya dan kinerjanya juga memicu diskusi luas. Beberapa orang berpendapat bahwa Bitcoin dapat berfungsi sebagai aset lindung nilai, tetapi kenyataannya saat ini lebih mirip sebagai aset berisiko. Dalam gejolak pasar baru-baru ini, pergerakan Bitcoin sangat terkait dengan aset berisiko seperti minyak mentah, indeks saham, dan memiliki korelasi yang lebih rendah dengan aset lindung nilai tradisional seperti emas.
Bitcoin dianggap memiliki atribut lindung nilai karena dua alasan utama: total pasokannya tetap, yang dapat mengatasi risiko inflasi mata uang fiat; dan karakteristiknya yang mudah disimpan dan dipindahkan. Namun, atribut ini masih memiliki jarak dibandingkan dengan aset lindung nilai yang matang seperti emas. Yang lebih penting, sentimen pasar terhadap Bitcoin sebagai lindung nilai tidak sepenuhnya sesuai dengan atribut lindung nilai sebenarnya.
Dalam krisis saat ini, stablecoin USDT justru menjadi salah satu jenis mata uang digital yang jarang mengalami kenaikan. Ini menunjukkan bahwa dalam kondisi pasar yang ekstrem, investor cenderung memilih aset yang terikat dengan mata uang fiat. Meskipun USDT memiliki kontroversi, tetapi posisi pasarnya tetap kokoh.
Bagi para investor, sekarang perlu mengubah pemahaman tentang Bitcoin, menganggapnya sebagai aset berisiko dan bukan sebagai alat lindung nilai. Baik investasi nilai maupun perdagangan spekulatif, harus sepenuhnya menyadari karakteristik risiko tinggi yang dimilikinya.
Meskipun demikian, krisis saat ini juga dapat memberikan kesempatan investasi yang langka bagi orang biasa. Dengan melihat risiko secara rasional dan memanfaatkan peluang, mungkin bisa mengakumulasi kekayaan dan melampaui kelas dalam krisis yang terjadi sekali dalam seratus tahun ini.