
Delisting aset adalah proses ketika bursa efek atau bursa kripto menghapus aset suatu perusahaan atau proyek dari daftar perdagangan, sehingga status perdagangan publik aset tersebut berakhir. Dalam dunia cryptocurrency, istilah ini juga digunakan ketika bursa kripto menghapus token tertentu dari platformnya. Proses delisting dapat dilakukan atas permintaan sukarela dari proyek atau akibat pelanggaran aturan pencatatan bursa, seperti kapitalisasi pasar yang terlalu kecil, likuiditas yang rendah, pelanggaran keterbukaan informasi, atau masalah kepatuhan regulasi. Bagi investor, delisting berarti likuiditas aset berkurang drastis dan umumnya memicu volatilitas harga tinggi, terutama pada delisting paksa.
Baik di pasar keuangan tradisional maupun pasar kripto, delisting aset memiliki sejumlah karakteristik utama berikut:
Alasan delisting yang beragam:
Peringatan delisting dan masa tenggang:
Proses delisting:
Kekhususan pasar cryptocurrency:
Delisting berdampak besar bagi pelaku pasar, terutama di ekosistem cryptocurrency:
Di pasar tradisional, delisting biasanya membuat investor mengalami penurunan likuiditas yang sangat tajam dan nilai saham yang berpotensi anjlok. Di Amerika Serikat, saham yang didelisting umumnya berpindah ke pasar OTC seperti OTCQX, OTCQB, atau pink sheets, namun dengan kondisi perdagangan yang jauh lebih buruk.
Di pasar cryptocurrency, keputusan delisting oleh bursa utama sering memicu penurunan harga token secara tajam karena:
Dampak sinyal pasar: Delisting dipandang sebagai penilaian negatif terhadap kualitas proyek, sehingga memicu aksi jual panik
Penurunan likuiditas tajam: Likuiditas aset anjlok setelah dihapus dari bursa utama
Efek domino: Setelah satu bursa utama melakukan delisting, bursa lain sering mengikuti
Ancaman kelangsungan proyek: Bagi banyak proyek kripto, delisting dari bursa utama bisa menjadi sinyal berakhirnya proyek
Namun, berbeda dengan pasar tradisional, bursa terdesentralisasi (DEX) memungkinkan token yang telah didelisting tetap dapat diperdagangkan, meski dengan likuiditas dan kenyamanan yang jauh berkurang.
Delisting aset membawa berbagai risiko dan tantangan, antara lain:
Risiko bagi investor:
Tantangan bagi penerbit:
Isu regulasi dan kepatuhan:
Pertimbangan ekosistem pasar:
Di pasar kripto, risiko delisting sangat tinggi karena banyak proyek belum memiliki perlindungan sebagaimana di pasar keuangan tradisional, seperti skema perlindungan investor atau persyaratan keterbukaan yang ketat.
Delisting aset berfungsi sebagai mekanisme pemurnian pasar dan berperan penting dalam menjaga kualitas pasar serta melindungi kepentingan investor jangka panjang. Baik di pasar sekuritas tradisional maupun bursa cryptocurrency yang berkembang, aturan delisting yang transparan dan wajar menjadi fondasi operasional pasar yang sehat. Bagi investor, memahami risiko delisting dan melakukan diversifikasi portofolio secara tepat tetap menjadi kunci mitigasi risiko. Seiring perkembangan pasar cryptocurrency, mekanisme delisting akan semakin distandarisasi, sehingga menciptakan lingkungan investasi yang lebih stabil bagi seluruh pelaku pasar.


