
Slippage adalah selisih antara harga yang diharapkan dari suatu transaksi dengan harga aktual saat eksekusi dilakukan.
Konsep ini menjelaskan deviasi antara harga yang Anda perkirakan saat memasang order dan harga eksekusi akhirnya. Baik Anda membayar lebih saat membeli maupun menerima lebih sedikit saat menjual, keduanya merupakan bentuk slippage. Slippage lazim terjadi pada market order dan swap on-chain karena harga bergerak secara bertahap mengikuti ukuran order dan ketersediaan likuiditas.
Faktor utama yang memengaruhi slippage meliputi kedalaman pasar (likuiditas order book), ukuran order, kecepatan pencocokan dan konfirmasi jaringan, serta volatilitas pasar secara keseluruhan. Umumnya, kedalaman tipis, order besar, eksekusi lambat, dan volatilitas tinggi menyebabkan slippage lebih besar.
Slippage berdampak langsung pada biaya transaksi dan eksposur risiko Anda.
Slippage tinggi saat membeli berarti harga beli aktual Anda bisa melebihi ekspektasi, sehingga meningkatkan biaya; saat menjual, slippage dapat menurunkan hasil yang diterima. Bagi trader aktif dan pelaku order besar, akumulasi slippage dapat menjadi signifikan.
Slippage juga memengaruhi tingkat keberhasilan eksekusi transaksi. Pada transaksi on-chain, biasanya ditetapkan “slippage tolerance”—jika terlalu rendah, transaksi bisa gagal; jika terlalu tinggi, Anda berisiko eksekusi pada harga yang tidak diinginkan saat volatilitas tinggi.
Pada trading derivatif dan leverage, slippage dapat memperbesar risiko trigger harga dan likuidasi. Misalnya, saat pasar turun tajam, kedalaman yang kurang dapat menyebabkan order stop-loss dieksekusi pada harga yang jauh lebih buruk, meningkatkan potensi kerugian.
Slippage dipengaruhi oleh faktor likuiditas, kecepatan eksekusi, dan volatilitas.
Pada bursa terpusat (CEX), market order dieksekusi secara berurutan dari harga terbaik yang tersedia di order book. Order besar lebih berpotensi menembus beberapa level harga, menciptakan “price impact” dan menyebabkan slippage. Limit order menetapkan batas harga yang dapat diterima dan hanya dieksekusi dalam batas tersebut, sehingga membantu menghindari slippage tidak terduga.
Pada bursa terdesentralisasi (DEX), automated market maker (AMM) menggunakan algoritma untuk menentukan harga berdasarkan rasio aset dalam liquidity pool. Satu swap akan mengubah keseimbangan ini, menggerakkan harga di sepanjang kurva—semakin besar order, semakin besar pergerakan harga dan slippage. Penetapan “slippage tolerance” memastikan transaksi hanya dieksekusi jika deviasi harga tetap dalam persentase yang ditentukan.
Kecepatan eksekusi dan kemacetan jaringan juga sangat penting. Konfirmasi on-chain yang lambat atau blok yang padat membuat harga saat pengiriman dapat berbeda dengan harga saat eksekusi. Volatilitas tinggi atau frontrunning (umumnya disebut MEV) dapat memperbesar selisih antara harga yang diharapkan dan harga aktual.
Slippage adalah fenomena yang sering terjadi dalam trading kripto.
Misalnya, di pasar spot Gate, membeli ETH dengan 1.000 USDT melalui market order pada order book tipis akan dieksekusi berurutan dari harga ask terbaik ke atas, sehingga harga rata-rata eksekusi berada di atas harga yang ditampilkan—ini adalah slippage. Dengan menggunakan limit order, Anda dapat membatasi harga beli maksimum dan meminimalkan hasil yang tidak diharapkan.
Pada swap Gate Web3 atau DEX lain, pengguna sering menetapkan “slippage tolerance.” Jika ditetapkan pada 0,5%, maka jika harga aktual menyimpang lebih dari 0,5%, transaksi akan dibatalkan, sehingga membantu menghindari eksekusi buruk saat volatilitas tinggi.
Pada liquidity mining (menyetor aset ke pool untuk mendapatkan biaya trading) atau market making likuiditas terkonsentrasi, rentang harga yang sempit memperbesar dampak tiap transaksi pada harga pool, sehingga meningkatkan risiko slippage. LP harus menyeimbangkan potensi pendapatan dengan risiko penipisan kedalaman akibat aktivitas trading tinggi.
Pada lelang NFT atau batch minting, meski tidak melibatkan skenario order book tradisional, harga penyelesaian dapat berbeda dari ekspektasi—terutama saat terjadi kemacetan jaringan dan lonjakan gas fee—yang menghasilkan efek mirip slippage.
Beberapa strategi dapat membantu meminimalkan slippage:
Langkah 1: Tinjau kedalaman order book dan pecah order. Periksa panel kedalaman Gate sebelum trading; hindari transaksi tunggal besar yang mengonsumsi banyak level harga sekaligus. Memecah transaksi besar menjadi beberapa order kecil dapat menurunkan rata-rata slippage.
Langkah 2: Gunakan limit order daripada market order. Menetapkan batas harga yang jelas pada trading spot atau derivatif memastikan eksekusi hanya dalam rentang yang Anda terima, sehingga membantu mengendalikan biaya slippage.
Langkah 3: Tetapkan slippage tolerance yang sesuai untuk swap. Rentang umum adalah 0,1%–1%. Untuk pasangan stabil atau periode volatilitas rendah, gunakan toleransi lebih rendah; saat volatilitas tinggi, naikkan sedikit untuk menghindari transaksi gagal—namun jangan terlalu tinggi.
Langkah 4: Pilih pasangan dengan kedalaman lebih baik atau rute optimal. Prioritaskan trading pada pasangan dengan volume tinggi dan pool yang dalam. Pada Gate Web3 atau aggregator lain, aktifkan RFQ (request-for-quote) dan rute yang dilindungi MEV untuk meminimalkan frontrunning dan dampak harga yang tidak perlu.
Langkah 5: Hindari trading saat kemacetan atau volatilitas ekstrem. Slippage meningkat tajam saat ada pengumuman besar atau pergerakan pasar yang cepat. Pilih waktu eksekusi pada periode likuiditas cukup dan harga stabil.
Langkah 6: Estimasikan biaya dan siapkan buffer. Perhitungkan potensi slippage dalam rencana trading dan manajemen posisi Anda untuk menghindari selisih profit & loss yang tidak diantisipasi akibat slippage.
Slippage menjadi lebih terkendali selama satu tahun terakhir.
Pada paruh pertama 2025, rata-rata slippage pada pasangan stablecoin utama tetap rendah untuk order kecil hingga menengah. Berdasarkan panel kedalaman publik dan dashboard komunitas, trading USDC/USDT antara $1.000–$10.000 umumnya mengalami slippage pool DEX sekitar 0,02%–0,10%, sedangkan pasangan utama CEX biasanya di bawah 0,05%, seperti terpantau pada Q3–Q4 2025.
Untuk pasangan volatil seperti ETH/USDC selama periode stabil, transaksi $10.000 sering mengalami slippage 0,10%–0,30%; namun saat pergerakan pasar cepat atau kemacetan jaringan, median slippage bisa melonjak ke 0,50%–1,00%. Dashboard komunitas pada Q3 2025 menyoroti korelasi antara slippage tinggi dan puncak gas fee.
Dibandingkan sepanjang 2024, DEX multi-chain pada 2025 meningkatkan cakupan routing RFQ dan perlindungan MEV; aggregator lebih sering membagi order besar ke beberapa pool atau menggunakan penawaran off-chain. Estimasi menunjukkan rata-rata slippage untuk transaksi seukuran serupa turun sekitar 20%–40% (dengan variasi tergantung pasangan), berkat likuiditas terkonsentrasi yang lebih dalam dan strategi market making yang lebih matang.
Pada CEX, Q4 2025 mencatat peningkatan kedalaman order book tier atas untuk pasangan utama. Snapshot kedalaman publik menunjukkan platform seperti Gate mencapai dampak harga market order rata-rata di bawah 0,05% untuk transaksi BTC/USDT dan ETH/USDT senilai $10.000; transaksi lebih besar sebaiknya dievaluasi berdasarkan volume harian dan kondisi order book saat ini.
Slippage terjadi karena harga pasar dapat berubah antara waktu Anda memasang order dan waktu eksekusi. Volume transaksi besar, volatilitas tinggi, atau likuiditas terbatas menyebabkan harga yang diharapkan berbeda dengan harga eksekusi aktual—selisih ini disebut slippage. Trader pemula sering menanggung biaya tambahan karena kurang memahami slippage.
Anda dapat memitigasi slippage dengan menetapkan toleransi slippage yang wajar di Gate (umumnya 1–3%) untuk mencegah order ditolak; pilih pasangan trading dengan likuiditas kuat agar order cepat terisi pada harga stabil; dan lakukan trading di luar jam sibuk saat pasar tenang untuk meminimalkan risiko slippage.
Ada—transaksi kecil umumnya mengalami slippage minimal karena cepat terisi; transaksi besar dapat menghabiskan kedalaman pasar yang tersedia dengan cepat, menyebabkan pergerakan harga signifikan dan slippage lebih tinggi. Trader profesional biasanya membagi posisi ke beberapa batch kecil daripada langsung masuk dengan seluruh modal.
Tidak. Pada pasar spot, slippage terutama dipengaruhi oleh likuiditas; trading futures melibatkan kompleksitas tambahan seperti leverage dan mekanisme kontrak, serta funding rate dan lonjakan harga mendadak. Saat trading futures di Gate, pastikan pengaturan slippage sudah tepat untuk menghindari likuidasi yang tidak diinginkan.
Bandingkan persentase selisih antara harga yang diharapkan dan harga eksekusi. Umumnya, slippage 1–2% masih normal; di atas 3–5% perlu diwaspadai. Slippage tinggi yang sering terjadi menandakan likuiditas rendah pada pasangan yang dipilih—pertimbangkan beralih ke aset lebih likuid atau gunakan platform seperti Gate untuk hasil yang optimal.


