
Grafik: https://www.gate.com/trade/TON_USDT
Toncoin (TON), token asli dari The Open Network, secara konsisten menjadi sorotan pasar berkat keterkaitannya yang erat dengan ekosistem Telegram. Namun, sejak kuartal IV 2025, harga TON mengalami tekanan berkelanjutan dan terus tertinggal dibandingkan mata uang kripto utama lainnya.
Belakangan ini, TON mencatat beberapa penurunan signifikan. Dalam beberapa sesi perdagangan, kerugian harian TON mencapai sekitar 3%–4%. Walaupun pasar kripto secara umum juga mengalami tekanan selama periode ini, aset utama cenderung mencatat koreksi yang lebih ringan, bahkan ada yang menunjukkan tanda-tanda stabilisasi sementara. Hal ini membuat kelemahan relatif TON semakin menonjol dibandingkan pasar secara keseluruhan.
Secara umum, Bitcoin dan Ethereum mampu mempertahankan pola konsolidasi di level tinggi. Meski keduanya juga menghadapi tekanan koreksi di tengah ketidakpastian makro, penurunan mereka umumnya terkendali pada kisaran 2%–4%.
Di sisi lain, penurunan TON berulang kali melampaui pasar secara keseluruhan dalam beberapa periode, menandakan sensitivitas risikonya yang lebih tinggi di situasi saat ini. Kinerja buruk ini bukan sekadar anomali jangka pendek, melainkan tren yang terus berlanjut.
Dari sisi teknikal, TON terus diperdagangkan di bawah beberapa moving average penting (termasuk MA-20 dan MA-50), dengan tren jangka pendek dan menengah yang masih bearish. Penurunan teknikal ini membuat setiap upaya rebound selalu menghadapi tekanan jual yang kuat, sehingga sulit terjadi pembalikan tren yang meyakinkan.
Dalam kondisi ini, setiap volatilitas pasar cenderung memperbesar penurunan TON, bukan membuatnya bergerak sejalan dengan pasar secara umum.
Dari sisi makro, ekspektasi suku bunga, ketidakpastian kebijakan Federal Reserve, dan perubahan sentimen risiko global terus membebani selera risiko di pasar kripto. Ketika pasar bersikap defensif, modal biasanya keluar lebih dulu dari aset yang volatil dan secara struktural lebih lemah.
Sebagai token arus utama di luar BTC/ETH, TON cenderung dipandang sebagai aset berisiko tinggi pada situasi seperti ini, sehingga menambah tekanan jual.
Distribusi token TON relatif terkonsentrasi, dengan pemegang besar dan alamat whale memiliki dampak langsung terhadap pergerakan harga jangka pendek. Ketika beberapa pemegang utama mengurangi kepemilikan, pasar sering merespons dengan volatilitas yang meningkat.
Dalam kondisi likuiditas yang ketat, faktor struktural ini cenderung mempercepat penurunan jangka pendek.
Indikator sentimen menunjukkan pasar masih berhati-hati, dengan ketakutan yang belum sepenuhnya mereda. Bahkan saat terjadi rebound lokal, pemulihan TON jauh lebih lemah dibandingkan pasar secara umum, menandakan kepercayaan bullish yang masih rendah.
Ini menunjukkan bahwa pergerakan harga TON tidak hanya dipengaruhi oleh arah pasar secara umum, tetapi juga oleh struktur teknikal dan dinamika modal. Sampai terjadi pembalikan tren yang signifikan, volatilitasnya kemungkinan tetap reaktif dan pasif.
Bagi investor yang memegang atau memantau TON, perbedaan harga yang semakin melebar saat ini menghadirkan risiko sekaligus peluang potensial:
Risiko
Peluang Potensial
Secara keseluruhan, kinerja buruk TON baru-baru ini dibandingkan pasar kripto merupakan hasil kombinasi teknikal lemah, sentimen bearish, dan faktor struktural. Dalam jangka pendek, pergerakan harga TON membutuhkan waktu untuk memulihkan kepercayaan dan kekuatan teknikal.
Namun, dalam perspektif yang lebih luas, kelemahan TON saat ini tidak serta-merta meniadakan potensi jangka panjangnya. Yang terpenting adalah apakah ke depan akan terjadi kombinasi perbaikan kondisi pasar, stabilisasi teknikal, dan peningkatan aktivitas on-chain.
Bagi investor, memahami struktur risiko saat ini lebih penting daripada sekadar berspekulasi arah pasar.





