Perusahaan lending berbasis blockchain Figure resmi melantai di bursa saham Amerika Serikat lewat IPO pada 11 September. Di hari pertama perdagangan, harga saham Figure melesat hingga 44%, dengan kapitalisasi pasar mencapai sekitar $7,8 miliar sebelum ditutup di angka $6,5 miliar.
Berikut surat terbuka dari pendiri Figure, Mike Cagney, terkait IPO tersebut:
Pada akhir 2017, saya mendapatkan momen “aha” mengenai blockchain. Sebagai CEO SoFi dulu, saya sering melontarkan komentar santai soal Bitcoin atau blockchain—“Teknologi ini akan mengubah layanan keuangan!”—walau sebenarnya saya belum tahu cara kerjanya. Kali ini, pandangan saya berubah.
Tanyakan pada insinyur full-stack mana pun, kebanyakan akan memilih tidak membangun di blockchain: lambat, kompleks, dan imutabilitasnya menuntut toleransi kesalahan yang sangat ketat. Namun, blockchain punya satu keunggulan mutlak—menggantikan kepercayaan dengan kebenaran.
Industri keuangan selalu dan tetap berlandaskan kepercayaan. Pasar-pasar ini membutuhkan banyak perantara: dalam perdagangan saham publik, bisa melibatkan hingga tujuh middleman; bahkan transaksi kartu debit pun melibatkan lima pihak. Banyak perusahaan besar tumbuh dengan memanfaatkan struktur rente ini. Blockchain dapat memangkas pasar dengan banyak pihak menjadi hanya dua: pembeli dan penjual. Seluruh rente bisa dihilangkan.
Tapi keunggulan blockchain tidak sekadar mengubah pasar lama. Dengan membawa aset-aset yang sebelumnya tidak likuid—seperti pinjaman—beserta riwayat performanya ke blockchain, likuiditas pasar meningkat drastis. Likuiditas baru ini, ditambah digital completeness dan kontrol penuh atas aset, menciptakan peluang pembiayaan yang benar-benar baru. Disrupsi dari blockchain sangat besar—namun peluang yang tercipta jauh lebih masif.
Itulah momen “aha” saya. Kita dapat menciptakan aset digital native, yang kepemilikan, komposisi, dan riwayatnya bisa diverifikasi oleh siapa saja—tanpa harus bergantung pada kepercayaan. Aset ini bisa ditransaksikan secara instan, peer-to-peer, tanpa risiko counterparty atau settlement. Pemberi pinjaman memperoleh kendali digital penuh atas agunan secara langsung. Blockchain benar-benar merevolusi cara aset diciptakan, diperdagangkan, dan dibiayai. Ini bukan sekadar peningkatan teknologi finansial—melainkan ekosistem pasar modal generasi baru. Saya ingin jadi pelaku utama dalam perubahan ini.
Awal 2018, saya mendirikan Figure bersama istri saya, June Ou, dan sejumlah mitra yang satu visi. Tujuan kami sederhana: mentransformasi pasar modal lewat teknologi blockchain. Untuk itu, kami harus menghadirkan use case nyata dan terukur ke pasar.
2018 adalah tahun ICO—startup kripto menggalang dana besar melalui penjualan token. Kami memilih jalan lain. Kami yakin bisa melakukan origination, agregasi, dan sekuritisasi pinjaman di blockchain, memangkas biaya transaksi hingga 85 basis poin. Saat ide ini kami presentasikan ke bank, mereka semua berkata, “Hebat! Kami suka! Kami akan jadi bank ke-10 yang melakukannya…” Ternyata, sekadar membangun sistem tidak cukup—pengguna tidak serta-merta datang.
Bermodalkan pengalaman lending di SoFi, kami tidak ingin sekadar mendirikan lender baru, tapi kami sadar harus membuktikan ke pasar bahwa blockchain lebih efisien. Pada 2018, kami menjadi salah satu tim pertama yang meluncurkan consumer loan on-chain. Figure memulai langsung dengan origination pinjaman ke konsumen, namun semua backend memakai blockchain. Kami memilih home equity line of credit (HELOC) sebagai produk pertama—saat itu belum ada yang mengoriginate HELOC secara efisien, dan kami tidak ingin bersaing frontal dengan pemain besar di consumer lending atau mortgage. Kami butuh waktu meyakinkan buyer dan seller agar mau adopsi teknologi ini.
Model ini segera kami kembangkan ke B2B2C. Sekarang, lebih dari 168 pihak ketiga telah menggunakan teknologi kami untuk origination pinjaman on-chain—termasuk setengah dari 20 originator hipotek ritel terbesar. Belum lama ini, kami membuka akses pasar modal on-chain bagi para originator tersebut: dengan teknologi kami, mereka dapat menjual aset langsung dan bilateral ke capital market on-chain—dan segera bisa memperoleh pembiayaan serupa—tanpa Figure sebagai perantara.
Tahun 2020, kami menyelesaikan sekuritisasi consumer loan digital native on-chain pertama di industri; tahun 2023, kami luncurkan sekuritisasi berperingkat AAA pertama. Sejak diluncurkan, Figure telah memproses lebih dari $15 miliar pinjaman dan memfasilitasi transaksi on-chain senilai lebih dari $50 miliar. Figure kini menjadi pemain utama sektor RWA (Real World Asset) di blockchain publik.
Di tahun 2018, mayoritas blockchain besar masih berbasis Proof of Work (PoW), yang menyulitkan layanan keuangan dari sisi biaya, kecepatan, dan—yang paling penting—kepastian. Proof of Stake (PoS) baru mulai jadi solusi atas tantangan itu. Setelah uji coba dengan chain quasi-permissioned, June dan timnya membangun dan meluncurkan Provenance Blockchain—blockchain publik, PoS, dan terdesentralisasi. Figure tidak mengendalikan Provenance, walaupun kami memiliki 20% token utilitas $HASH dan tetap aktif mendukung pengembangan protokol. Provenance dirancang khusus untuk industri keuangan dan sangat krusial bagi strategi adopsi institusional Figure.
Kami percaya blockchain menghadirkan tiga manfaat inti bagi pasar modal. Pertama, di transaksi—memotong biaya audit, QC, review pihak ketiga, dsb; hasil konkrit sudah terbukti. Kedua, likuiditas—memungkinkan pasar peer-to-peer 24 jam, real-time. Bersama mitra, kami membangun ekosistem trading baru untuk produk pinjaman. Ketiga, pembiayaan—inilah value terbesar blockchain.
Aset digital on-chain native, seperti loan, memungkinkan lender memperoleh dan mengontrol hak atas jaminan (contohnya lewat Digital Asset Registration Technology, DART, milik Figure). Lender dapat menilai langsung likuiditas, volatilitas, dan advance rate agunan, sehingga risk assessment jadi lebih presisi, bukan sekadar underwriting borrower. Modal yang langsung terhubung ke user menciptakan pasar yang efisien secara Pareto—lender dan borrower sama-sama untung karena tidak perlu membayar allocator modal atau middleman tak efisien. Pendekatan terdesentralisasi (DeFi) ini pertama kali kami bawa ke crypto exchange untuk secured lending, dan baru-baru ini Figure lending kami masuk ke marketplace DeFi—Democratized Prime. Seperti dalam trading dan likuiditas, kami pakai aset sendiri untuk membuktikan efektivitas DeFi dalam pembiayaan.
Kami yakin DeFi akan jadi cara utama pembiayaan aset, dan regulasi terkini turut mempercepat tren itu. Setelah GENIUS Act disahkan, US Treasury mencatat triliunan dolar berpotensi mengalir ke US Treasuries melalui stablecoin—dananya mayoritas berasal dari deposito bank. Pada 2022–2023, outflow deposito bank senilai $1 triliun nyaris mengguncang sistem keuangan. Jika proyeksi Treasury tepat, solusi baru harus segera hadir. Kami percaya DeFi adalah jawabannya, dan Figure memimpin di sektor RWA.
Kami memandang nilai blockchain akan meluas ke semua kelas aset. Contoh, ekuitas publik: di luar efisiensi trading dan meningkatnya likuiditas, inovasi pembiayaan blockchain bisa jadi yang paling transformatif. Bayangkan bisa cross-collateralize saham dengan aset non-ekuitas untuk leverage, atau investor mengelola dan mendapat keuntungan dari lending saham miliknya sendiri. Blockchain menyamakan playing field keuangan. Figure memelopori lending on-chain, selanjutnya kami menargetkan membawa kelas aset baru seperti ekuitas ke blockchain.
Sama seperti Web 2.0 punya tujuh raksasa teknologi, saya percaya Web 3.0 akan punya jajaran perusahaan blockchain terdepan. IPO kami semakin mendekatkan Figure jadi pemimpin kelompok tersebut. Meski telah membangun perusahaan blockchain profitable dan bertumbuh pesat di tengah iklim regulasi yang menantang, kami tetap optimis: perubahan regulasi dan penerimaan publik akan mendorong industri dan membuka peluang baru ke depan. IPO Figure baru satu langkah dari perjalanan panjang membawa blockchain ke seluruh lini pasar modal.