
Perjanjian Circle pada Desember 2024 untuk mengakuisisi Interop Labs menandai pergeseran strategis menuju kepatuhan regulasi yang secara signifikan mengubah ekspektasi pasar serta tokenomik. Kesepakatan ini secara khusus menargetkan tim pengembang Interop Labs beserta hak kekayaan intelektualnya, namun secara tegas mengecualikan Axelar Network, yayasan, dan token AXL dari kerangka akuisisi. Sikap selektif ini langsung berdampak; AXL mengalami penurunan harga tajam sebesar 13 hingga 18 persen pada sesi perdagangan setelah pengumuman, mencerminkan kekecewaan investor akibat tidak adanya manfaat langsung bagi pemegang token.
Keputusan akuisisi ini mencerminkan tekanan regulasi yang semakin intens sepanjang 2024-2025. Otoritas regulasi kini semakin menekankan persyaratan kepatuhan terkait risiko penghindaran sanksi dan protokol anti pencucian uang, khususnya pada ekosistem stablecoin. Tim pengembang kripto juga didorong untuk membangun infrastruktur kepatuhan sejak awal, mengintegrasikan protokol KYC/AML dan penyesuaian regulasi lintas negara ke dalam operasional mereka. Ketertarikan Circle terhadap talenta dan teknologi khusus sejalan dengan paradigma kepatuhan yang menjadi prioritas utama, di mana perusahaan memfokuskan pengembangan infrastruktur stablecoin dan keuangan institusional, bukan memperluas ekosistem berbasis token.
Menariknya, struktur kesepakatan ini mengungkapkan adanya kekurangan transparansi dalam keterlibatan komunitas. Komunikasi resmi Circle menekankan kelangsungan operasional Axelar Network di bawah tata kelola komunitas melalui kepemimpinan Common Prefix, namun hanya memberikan informasi terbatas terkait kepentingan langsung pemegang token AXL maupun ekspektasi utilitas token jangka panjang. Pola ini menunjukkan bahwa pertimbangan kepatuhan regulasi dapat mengungguli komunikasi transparan kepada pemangku kepentingan, sehingga menimbulkan gesekan antara tujuan strategis institusi dan prinsip tata kelola komunitas.
Roadmap Axelar 2025 menempatkan keamanan institusional sebagai pilar utama melalui tiga komponen yang saling berkaitan. Peningkatan privasi mengatasi kebutuhan transaksi rahasia yang meningkat dalam penerapan blockchain korporasi, memungkinkan institusi melakukan operasi keuangan sensitif tanpa mengungkap detail transaksi di ledger publik. Hal ini sejalan dengan permintaan institusional yang semakin berkembang, di mana solusi privasi menjadi pilihan utama bagi organisasi yang membutuhkan kerahasiaan dalam transaksi keuangan.
Integrasi kepatuhan menjadi lapisan kedua yang krusial, dengan Axelar mengadopsi kerangka regulasi langsung ke dalam infrastrukturnya. Panduan terbaru SEC tentang aktivitas staking protokol memperkuat pendekatan ini, menegaskan bahwa staking dalam kondisi tertentu bukan merupakan penawaran sekuritas yang tidak terdaftar. Kejelasan regulasi ini menghapus hambatan utama bagi partisipasi institusional, serta memperjelas parameter operasional staking yang sesuai regulasi di seluruh jaringan Axelar.
Staking bersama token blue-chip tidak hanya terbatas pada token AXL, melainkan memungkinkan institusi melakukan staking pada aset mapan seperti XRP dan Stellar sekaligus mendapatkan imbal hasil. Diversifikasi ini memperkuat model keamanan dengan memungkinkan institusi berpartisipasi dalam validasi jaringan menggunakan token yang mereka miliki, mengurangi hambatan bagi pelaku pasar yang telah aktif di berbagai chain.
Kombinasi ketiga elemen ini secara langsung menjawab kebutuhan institusi. Privasi melindungi operasi sensitif, kepatuhan menghilangkan ketidakpastian regulasi, dan fleksibilitas staking token blue-chip menyederhanakan operasional. Di bawah kepemimpinan Common Prefix, Axelar secara tegas menargetkan adopsi institusional sebagai fokus utama pada tahun 2026, menandakan komitmen jangka panjang terhadap standar keamanan kelas perusahaan dan praktik tata kelola yang melampaui persyaratan infrastruktur blockchain konvensional.
Brett Tejpaul beralih dari posisi Mantan Legal Lead menjadi penasihat regulasi, menandai perubahan penting dalam strategi adopsi kripto institusional. Dalam peran barunya, Tejpaul fokus pada kepatuhan hukum dan regulasi untuk produk institusional meliputi prime brokerage, perdagangan bursa, kustodi, derivatif, dan pembiayaan. Keahliannya secara langsung memenuhi kebutuhan kerangka kepatuhan untuk partisipasi institusional berskala besar di aset digital.
Tahun 2025 menandai momentum regulasi yang kuat untuk institusi masuk ke pasar kripto. Pencapaian utama institusional meliputi peluncuran perdagangan berjangka yang diatur CFTC secara 24x7, menghadirkan kontrak berjangka perpetual, dan pelaksanaan perdagangan cross-margin pertama antara futures dan spot dalam sejarah kripto. Pencapaian ini membutuhkan koordinasi regulasi tingkat tinggi di berbagai yurisdiksi.
Peran penasihat Tejpaul menegaskan bahwa kejelasan regulasi mengurangi risiko hukum bagi investor institusional. Sektor kustodi menjadi contoh nyata, dengan aset kustodi melebihi 300 miliar dolar, mencerminkan kepercayaan institusional yang dibangun di atas infrastruktur patuh regulasi. Ekspansi ini berkorelasi langsung dengan koordinasi regulasi dan protokol kepatuhan yang telah distandarisasi, menjadikan platform aset digital sebagai venue keuangan institusional yang sah, bukan sekadar lingkungan perdagangan spekulatif.
Koin AXL merupakan token asli dari protokol Axelar yang memungkinkan interoperabilitas antar jaringan blockchain secara seamless. Token ini mendukung komunikasi dan transaksi lintas chain, membangun ekosistem Web3 yang terintegrasi.
Terdapat 1.090.683.000 koin AXL yang beredar. Jumlah maksimum pasokan belum diumumkan secara publik. Data ini berlaku per 23 Desember 2025.
Buat akun di bursa kripto, tambahkan metode pembayaran, cari AXL, dan lakukan pesanan pembelian. Anda dapat membeli AXL di bursa utama setelah menyelesaikan verifikasi identitas dan menautkan rekening bank atau kartu Anda.
Harga terkini koin AXL adalah $0,07981 per 23 Desember 2025. Koin ini mengalami penurunan sebesar 3,18% dalam 24 jam terakhir dengan volume perdagangan $12,94 juta.
Risiko koin AXL meliputi kerentanan smart contract, ketidakpastian regulasi, volatilitas pasar, dan potensi kehilangan nilai. Pengguna harus melakukan due diligence menyeluruh dan memahami teknologi blockchain sebelum berinvestasi.











